RADARSEMARANG.COM, SEKOLAH salah satu tempat pembinaan dan pembentukan gaya hidup sehat bagi siswa. Melalui pendidikan jasmani yang terintegrasi dalam pembelajaran aktivitas siswa dilakukan secara sistematis dan terencana.
Pembelajaran jasmani di sekolah berperan juga dalam membangun karakter siswa melalui kegiatan olah raga. Hal itu menunjukan pendidikan jasmani di sekolah dapat memberikan manfaat yang sifatnya menyeluruh baik fisik maupun mental siswa.
Kurikulum Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) harus mampu memberikan pengalaman belajar secara sadar melalui aktivitas jasmani. Pengalaman belajar yang diberikan mempu mengembangkan kosep, keterampilan, serta sikap yang diperlukan untuk kehidupan agar lebih sehat dan produktif.
Aktivitas jasmani sangat bagus dalam menyalurkan dan mengembangkan potensi siswa antara lain bakat, motivasi, kerjasama satu tim, kerja keras, rasa menghargai sebuah kekalahan (Fauzia, 2020).
Salah satu kegiatan jasmani yang dipelajari di sekolah dasar yaitu lari jarak pendek atau lari cepat (sprint). Penerapan lari jarak pendek di sekolah dasar yaitu jarak 60m karena jarak tersebut merupakan lari jarak pendek dengan kecepatan tinggi.
Tahap-tahap lari jarak pendek terdiri dari tahap reaksi dan dorongan, percepatan, transisi/perubahan, kecepatan maksimum, pemeliharaan kecepatan, serta finish Eddy Purnomo dan Dapan dalam Saputra (2020).
Berbekal dari teori lari jarak pendek (sprint) penulis berusaha mengemas pembelajaran sesuai perencanaan dan langkah-langkah. Namun demikian, aktivitas dan hasil belajar siswa masih rendah. Siswa masih pasif terhadap aktivitas materi lari sprint yang sedang dipelajari.
Hal itu berimbas pada hasil belajar lari sprint kurang maksimal. Sadar akan hal itu, guru berusaha penyajian materi lari jarak pendek lebih menantang dan menarik dengan harapan aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat.
Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN 3 Donorojo pada materi lari sprint penulis menerapkan teknik sidasi (simpai, kardus, bervariasi).
Variasi yang diterapkan dalam materi lari jarak pendek (sprint) dengan pendekatan bermain. Dengan pendekatan bermain siswa akan merasa lebih senang dalam melakukan aktvitas meski harus sesuai dengan materi yang telah ditentukan.
Teknik Sidasi dipilih dengan alasan alat yang digunakan mudah didapat, dekat dengan lingkungan siswa, serta mudah memainkan. Penerapan teknik sidasi dalam pembelajaran yaitu lari cepat memasukan badan ke simpai, ini bertujuan agar posisi tengkuk selalu merunduk.
Lari melewati simpai,tujuannya agar anak lebih cepat dalam melakukan star jongkok.Karena tanpa disadari saat melewati simpai posisi star jongkok. Lari melompati kardus,bertujuan agar langkah kaki yang dilakukan panjang,sehingga lari akan lebih cepat. Lari memasukkan simpai ke patok,bertujuan agar condong badan ke depan.
Dalam praktiknya, siswa sangat antusias dan fokus bermain tanpa menyadari gerakan yang dilakukan adalah tahapan lari jarak pendek. Setelah beberapa kali teknik sidasi diterapkan siswa memiliki keaktifan dalam melakukan gerakan sesuai ketentuan.
Semua siswa mampu berpartisipasi aktif untuk melakukan semua tahapan sambil bermain. Pada saat siswa melakukan gerakan dengan teknik sidasi penulis mendampingi dan memberi arahan setiap siswa yang kurang optimal dalam melakukan tahapan yang ditentukan.
Berdasarkan keaktifan siswa dalam melakukan lari jarak pendek dengan teknik sidasi dapat disimpulkan bahwa teknik sidasi dengan pendekatan bermain mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar lari sprint.
Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari penerapan teknik lari sprint oleh siswa sesuai dengan ketentuan. Siswa lebih termotivasi dalam belajar apabila materi dirancang menggunakan pendekatan yang sesuai dengan lingkungan. (fkp2/zal)
Guru PJOK SDN 3 Donorojo, Kebumen