32.3 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Action Verbs Keliling WA untuk Belajar Teks Procedure

Oleh: Nur Khanif, S.Pd.I

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, MASA pandemic Covid -19 belum berakhir, namun saat ini sudah banyak sekolah yang mulai bergerak melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Dengan pembatasan durasi maksimal 3 jam perhari, pembelajaran tapka belum cukup untuk menyampaikan materi secara utuh.

Apalagi dengan banyaknya mata pelajaran yang mestinya mendapatkan porsi untuk melakukan tatap muka. Jadi pembelajaran secara daring masih diperlukan untuk mengoptimalkan belajar siswa. Dengan kombinasi daring dan luring diharapkan dapat memenuhi keterbatasan tersebut.

Hal yang sama terjadi dalam pembelajaran di SMP Negeri 1 Gladagsari, Kabupaten Boyolali. Dalam PTM terbatas para siswa mendapatkan tatap muka hanya 40 menit untuk tiap mapel dalam seminggu dan selanjutnya pembelajaran secara daring. Jadi para guru harus kreatif agar siswa tetap termotivasi untuk tetap semangat belajar.

Pada mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas IX, diajarkan materi teks procedure yang membahas fakta tentang pembuatan atau penggunaan sesuatu. Teks ini mempunyai generic structure yaitu adanya goal, materials dan rangkaian steps. Karena dalam teks ini menjelaskan steps/langlah-langkah, maka dituntut untuk menggunakan kalimat perintah (imperative sentence).

Khabib (2018:13) menerangkan bahwa dalam belajar bahasa asing diperlukan paling sedikit 95% penguasaan kosa kata agar teks dapat dipahami secara menyeluruh. Demikian pula dalam teks procedure diperlukan penguasaan banyak vocab yang berupa kata kerja/ action verbs untuk membuat dan memahami kalimat-kalimat perintah tersebut. Contohnya adalah mix, stir, add, get, turn on dan lain sebagainya.

Dalam upaya memperluas penguasaan kata kerja, guru menyiapkan kata kerja penting dan sering digunakan dalam pembelajaran teks procedure. Dibuat satu set kartu sejumlah siswa kemudian pada setiap kartu tertulis satu action verb lengkap dengan arti dan cara membacanya. Dalam pembuatan kartu vocab ini dituntut kreatifitas guru agar menarik minat para siswa. Kartu dapat dibuat semenarik mungkin contohnya dengan aplikasi canva.

Masing-masing kartu dibagikan dan dibawa pulang oleh anak untuk dihafalkan, dipahami arti dan cara membacanya. Setiap siswa diberi tugas untuk memotret kartu yang dia pegang dan mengirimkan secara pribadi kepada siswa lain lewat WA. Siswa yang menerima kiriman foto kemudian membalas dengan mengirimkan foto kartu yang dia miliki.

Ada kesepakatan dengan siswa agar tidak mengirim kartu lewat group. Sehingga terjalin intersaksi pribadi antar siswa. Semua siswa diwajibkan mencatat dari siapa masing-masing kartu tersebut diperoleh. Siswa yang aktif, akan banyak memperoleh beraneka macam kartu vocab. Hal tersebut sangat bagus untuk dikoleksi dalam HP siswa dan menarik apabila dicetak dengan printer.

Guru memberikan batas minimal perolehan kartu siswa 80% dari total siswa. Setiap kelas terdiri dari 32 siswa, maka wajib bagi siswa mengumpulkan dan menghafalkan kartu vocab minimal sebanyak 25 buah.

Waktu diberikan kepada siswa selama satu minggu sampai pertemuan tatap muka berikutnya. Untuk melakukan penilaian para siswa membuat laporan yang dikumpulkan di pertemuan berikutnya. Guru aktif mengecek hasil kerja siswa dan menilai hafalan mereka. Karena terbatasnya waktu PTM pengecekan hafalan dapat dilakukan secara acak.

Demikian kegiatan dapat diulang kembali dengan mendistribusikan satu set kartu yang berbeda kepada para siswa. Kegiatan ini juga sangat efektif untuk melakukan penilaian sikap siswa dengan indikator tanggung jawab, kedisiplinan dan kerjasama siswa.

Penguasaan vocabularies selalu menjadi hal pokok dalam pembelajaran bahasa Inggris. Dengan kegiatan berbagi kartu vocab keliling WA, membuat siswa aktif dan berusaha mendapatkan kosakata sebanyak mungkin. Cara ini cukup efektif untuk meningkatkan minat siswa dalam menghafalkan kosa kata dalam bahasa Inggris.

Penguasaan vocab siswa juga akan lebih fokus pada materi yang sedang dipelajari. Siswa mendapatkan suasana belajar mandiri dan kelompok melalui chat WA. Kegiatan ini sangat dimungkinkan untuk diterapkan dalam materi lainnya. Dari keaktifan siswa maka prestasi siswa akan meningkat. Jadi meski pembelajaran tatap muka masih terbatas tidak menghalangi siswa untuk terus berprestasi. (rn1/zal)

Guru SMPN 1 Gladagsari, Boyolali


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya