RADARSEMARANG.COM, Pada masa pandemi Covid-19 pemerintah mengambil kebijakan dengan melaksanakan pembelajaran secara jarak jauh (daring) termasuk di SD Negeri 02 Bojongnangka.
Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran daring tersebut, penulis menggunakan model pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual dan Intelektual). Model pembelajaran ini banyak menekankan atau memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki murid.
Menurut Meier (2002:91), model pembelajaran SAVI menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dengan penggunaan semua indra dapat berpengaruh besar dalam pembelajaran.
Menurut Ngalimun (2012:166), SAVI merupakan kependekan dari somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-out), aktivitas fisik di mana belajar dengan mengalami dan melakukan. Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi.
Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media, dan alat peraga. Dan intellectually yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
Pada masa pandemi Covid-19 peran guru dan orang tua sangat penting terhadap tujuan pembelajaran. Dalam pembuatan video pembelajaran yang akan dikirim langsung kepada grup WhatsApp orang tua murid, dilakukan dengan suasana hati yang baik. Murid dapat menyimak atau menonton video tersebut dengan senang melalui WhatsApp orang tua masing-masing.
Dari kegiatan pembelajaran melalui kiriman video, sebagian besar guru dan orang tua murid merespons sangat positif. Hal ini akan membantu perkembangan anak-anak.
Model pembelajaran SAVI memiliki kelebihan dan kekurangan. Tetapi bagaimana guru berusaha dengan semaksimal mungkin meminimalisasi kekurangan dan berusaha menonjolkan kelebihan-kelebihan dalam pembelajaran melalui daring.
Dalam penerapan model pembelajaran SAVI melalui pembuatan video pembelajaran, guru menemukan kelebihan dari media ini. Yakni orang tua terlibat langsung bekerja sama dengan guru dalam menyampaikan pesan-pesan pembelajaran mencakup semua materi atau bahan ajar kepada anak mereka.
Orang tua sebagai penyambung pesan dari guru melalui media pembelajaran daring. Sementara kekurangannya, biasanya orang tua tidak serta merta membuka video yang dikirimkan oleh guru. Sementara guru inginkan video tersebut bisa langsung ditonton oleh murid.
Begitu juga suatu alasan klise yang disampaikan oleh orang tua murid adalah mereka kehabisan pulsa data sehingga video yang dikirimkan oleh guru tidak bisa dibuka atau ditonton langsung oleh anak-anak mereka.
Rendahnya hasil belajar siswa dilatarbelakangi oleh kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran PPKn yang bersifat monoton sehingga siswa kurang tertarik dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Selain itu, pembelajaran juga hanya berpusat pada guru.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) menjadi suatu cabang ilmu yang sangat penting dipelajari, karena dengan mempelajari PPKn siswa dapat menumbuhkan minat dan dapat bersosialisasi di lingkungan sekolah maupun di lingkungan bermasyarakat.
Siswa belajar lebih aktif dengan berdasarkan pengalaman dan daya pikirnya sehingga membentuk kemampuannya dalam mengeskplor pengetahuan.
Siswa di kelas eksperimen merasa nyaman belajar karena proses pembelajaran yang dilakukan berbeda dengan biasanya yang hanya dengan ceramah saja. Selain itu juga diberikan kelompok dengan teman sehingga belajar lebih aktif dan komunikatif.
Model pembelajaran SAVI tidak hanya menekankan pada materi, tetapi juga meningkatkan rasa tanggung jawab dan interaksi serta daya siswa sehingga tidak merasa bosan. (pri1/lis)
Guru SD Negeri 02 Bojongnangka, Pemalang