RADARSEMARANG.COM, Pendidikan adalah salah satu kebutuhan dasar anak. Menurut Dewi Iriani pada bukunya 101 Kesalahan dalam Mendidik Anak (2014:5) dikatakan pendidikan harus dilakukan sedini mungkin dan peran dan tanggung jawab itu ada di pundak orangtua. Karena orangtua adalah pendidik utama dalam keluarga.
Orangtua yang baik adalah mereka yang menyadari sepenuhnya bahwa mendidik anak adalah tugas keduanya. Peran kedua orangtua harus kompak sebagai tim. Orangtua yang paham tentang hal ini akan senantiasa menimba ilmu dan tanggap pada perkembangan zaman.
Menurut Sri Lestari dalam bukunya Psikologi Keluarga (2016:37) pengasuhan merupakan tanggung jawab utama orangtua. Sehingga sungguh disayangkan bila masa kini masih ada orang yang menjalani peran orangtua tanpa kesadaran pengasuhan.
Anak sangat membutuhkan sosok ayah, cinta dari ayah. Jangan sampai anak hidup tanpa cinta dari ayah. Seorang ayah hendaknya sering mengatakan cinta kepada anaknya. Memperlakukan anak sebagaimana seorang ayah ingin diperlakukan.
Menghargai setiap keunikan yang dimiliki oleh anak. Seorang ayah hendaknya mau mengakui kesalahan di depan anak dan meminta maaf jika melakukan kesalahan.
Anak sangat membutuhkan bimbingan dari seorang ayah. Ayah adalah guru bagi anak-anaknya. Narasumber pertama seorang anak adalah kedua orangtuanya. Sosok ayah juga harus tahu bahwa anak memiliki minat, potensi, juga kelemahan-kelemahan. Ayah adalah seorang model.
Setiap anak ketika masih kecil pada umumnya ingin menjadi seperti ayahnya. Meski demikian seiring berjalannya waktu semua itu akan bergeser.
Seorang ayah harus menanamkan kepada anak tentang kecintaan kepada ilmu. Seorang ayah lah yang akan mengenalkan dunia pada anak-anaknya. Seorang ayah hendaknya menanamkan kemandirian kepada anaknya, mengingat kemandirian itu sangatlah penting.
Mengajarkan kepada anak bagaimana membiasakan diri untuk tidak bergantung pada orang lain. Terlebih lagi kepada anak laki-laki. Satu hal yang tidak kalah penting bahkan bisa menjadi yang utama adalah penanaman maskulinitas.
Hal ini harus diajarkan kepada anak oleh ayahnya terutama kepada anak laki-lakinya. Dengan begitu, anak laki-laki tidak akan bersikap seperti layaknya perempuan.
Sebagaimana anak membutuhkan sosok ayah, anak juga membutuhkan sosok ibu. Tentu saja bukan hanya karena ibu yang telah melahirkan ke dunia ini. Di sini figur seorang ibu idealnya memiliki cadangan kesabaran yang lebih dibandingkan dengan ayah.
Dari ibu anak belajar mengelola amarah. Tanpa kesabaran yang diberikan oleh seorang ibu, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang keras hari dan perilaku.
Pentingnya kelembutan dan kasih sayang seorang ibu. Setiap perempuan memiliki karakter yang berbeda. Tingkat kesabaran dan gaya bertutur satu perempuan dengan perempuan yang lain tidak sama. Maka karakter seorang ibu pun demikian.
Ada seorang ibu yang lembut, ada pula yang tegas, keras. Meski demikian, naluri sebagai seorang ibu tetap mengandung sifat-sifat kelembutan terutama dalam kaitanya dengan perasaan kepada anak. Ibu lah yang mengajarkan anak tentang kelembutan.
Kebalikan dengan sosok ayah yang menanamkan sifat maskulin, seorang ibu lebih menekankan bagaimana sifat feminin dan keibuan kepada anak perempuannya. Jangan sampai seorang anak perempuan kehilangan sosok seorang ibu.
Karena hal ini akan menghambat pertumbuhan sisi kefemininan seorang anak. Kita banyak melihat remaja putri yang kurang terampil dalam pekerjaan rumah tangga, agak kasar dalam bertutur kata. Bahkan ada pula anak perempuan yang mengalami disorientasi gender lantaran tidak hadirnya sosok perempuan setara ibu yang menjadi figur teladan.
Anak-anak butuh sosok yang utuh dari ayah dan ibunya. Kasih sayang menyelimuti kehidupan anak-anak. Pendidikan yang tepat dari kedua orangtuanya. Teladan pertama dalam kehidupan anak-anaknya. Kerja sama antara kedua orangtua sangatlah penting bagi tumbuh kembang anak. (ms1/lis)
Guru BK SMAN 1 Bergas, Kabupaten Semarang