29 C
Semarang
Wednesday, 16 April 2025

Literasi Alkitab Setiap Pagi Tingkatkan Karakter Religius Siswa Kristiani

Oleh : Purbaningsih, S.Pd.K

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Budaya literasi di Indonesia telah dikemukakan sejak Kurikulum 2013 ( K 13) diterbitkan. Menurut Sri Mulyani, Gerakan Literasi (GLS) ini mendukung gerakan penumbuhan budi pekerti seperti tertuang dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015.

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti sebagai dasarnya mengambil dari kisah Alkitab sebagai gambaran untuk memahami materi yang disampaikan kepada siswa. Dengan demikian siswa dituntut berliterasi Alkitab setiap pagi dengan baik supaya dapat memahaminya dengan benar.

Jangan sampai mereka mengesampingkan atau melalaikan pegenalan siswa akan Tuhan Yesus lalu mengikuti jalan yang salah. Yesus lah satu-satunya Tuhan dan Sang Juru Selamat. Siswa harus meyakini kebenarannya yang sudah siswa ketahui dan memegangnya dengan teguh, lalu bertumbuh, sehingga Tuhan dipermuliakan melalui kehidupan siswa.

Namun kenyataannya sekarang siswa adalah generasi internet yang sudah mahir dan lihai dengan mengakses internet semenjak kecil. Demikian juga karakternya juga serba instan, siswa cenderung segala sesuatu ingin didapatkannya dengan cepat, tidak sabar, dan akibatnya tidak menghargai sebuah proses.

Inilah akibat yang membuat siswa kurang berkonsentrasi dalam literasi Alkitab.

Penulis melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti melalui jarak jauh (PJJ) di kelas 8 I di SMP Negeri 36 Semarang. Dengan tema “Hidup Beriman”.

Sebagian siswa di SMP Negeri 36 sudah melaksanakan literasi Alkitab setiap pagi dengan baik. Tetapi ada juga yang belum melaksanakannya.

Karena itu di dalam pembelajaran ini ada kendala karena kurangnya siswa memahami literasi Alkitab. Contohnya siswa kurang termotivasi dalam membaca kisah tokoh dalam Alkitab, akibatnya siswa tidak bisa menjawab dan tidak tahu jika ditanya tentang materi yang disampaikan.

Penyebabnya, siswa kurang memahami materi “Hidup Beriman,“ sehingga penulis harus memberikan kesempatan dan mendorong kembali siswa untuk literasi Alkitab.

Karena PJJ waktunya sangat terbatas, penulis melakukan strategi untuk melakukan literasi setiap pagi supaya siswa melakukan dengan kesadaran secara rutin dan berkesinambungan juga terjadwal.
Tentu ini dibutuhkan sikap keteladanan yang pertama dari guru, kedua keteladanan dari orang tua, ketiga keteladanan dari orang orang dewasa lainnya. Contoh keteladanan guru, orang tua dan orang-orang dewasa lainnya yang berada di lingkungannya, akan mempengaruhi dan siswa termotivasi untuk rutin setiap pagi literasi Alkitab.

Peran guru setiap pagi sebelum pelajaran memberikan kesempatan siswa berani membacakan Alkitab di hadapan teman-temannya secara bergantian. Awalnya siswa takut dan tidak percaya diri untuk membacakan Alkitab di hadapan teman-temannya. Setelah terbiasa, siswa merasa mempunyai tanggung jawab untuk ambil bagian dan mengembangkan diri dan melatih keberanian serta tanggung jawab pribadi. Peran guru sebagai fasilitator akan selalu berusaha untuk menciptakan pengalaman literasi Alkitab.

Alkitab menjadi satu-satunya sumber pengetahuan yang berwibawa sebagai firman Tuhan. Dari dalamnya, siswa diperkenalkan kepada Tuhan serta kehendak dan karya-Nya. Itulah sebabnya, pembacaan, pengalian, dan perenungan Alkitab menjadi esensial dalam kehidupan setiap orang percaya.

Tentu saja, pengenalan kepada Tuhan Yesus haruslah menjadi fondasi kerohanian siswa dan standar perbuatan siswa. Sehingga tetap setia kepada-Nya dan tidak mudah goyah iman. Literasi Alkitab dapat memperkuat persekutuan karakter siswa, dengan cara meneladani tokoh dalam Alkitab dan dapat diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari.

Melalui literasi Alkitab setiap pagi, siswa yang semula hanya merasa biasa saja, lama-kelamaan semakin melekat dan menjadi kebutuhan yang harus dilakukan berdasarkan kesadaran . Tujuan literasi Alkitab ini adalah membentuk karakter religius siswa menjadi pribadi yang mandiri, tanggung jawab, santun, hormat, disiplin, percaya diri, mengasihi sesama, kepemimpinan, terus bertumbuh di dalam iman. Sehingga hidup siswa berkarakter dan selalu memuliakan Dia. (bk1/lis)

Guru Pendidikan Agama Kristen SMPN 36 Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya