28 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Pembelajaran Daring PJOK dengan Google Classroom

Oleh: Munarsih, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, PANDEMI Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia telah mengubah praktik pembelajaran dari tatap muka menjadi pembelajaran daring atau online. Oleh karena itu dunia pendidikan dituntut segera menyesuaikan dengan keadaan yang ada.

Pendidikan tidak boleh berhenti hanya karena dampak penyebaran Covid-19. Pandemi ini bahkan mengharuskan guru melaksanakan WFH (work from home) dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kondisi kegiatan pembelajaran berubah drastis yang semula tatap muka dan berubah secara daring atau online menjadi tantangan bagi guru khususnya guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK).

Tanggung jawab dan peran guru PJOK benar-benar diuji di masa pandemi ini. Pembelajaran PJOK yang semula mengandalkan tatap muka mulai harus diberikan secara daring atau online. Pemilihan perangkat atau media daring harus tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan, serta wajib memperhatikan protokol kesehatan yang ditentukan oleh pemerintah. Salah satu media berbasis TIK yang dapat digunakan adalah aplikasi Google Classroom (Google Kelas).

Google Classroom merupakan media pembelajaran online yang menghubungkan guru dan siswa secara online dari mana pun dan kapan pun. Software tersebut telah diperkenalkan sebagai keistimewaan dari Google Apps for Education yang rilis pada tanggal 12 Agustus 2014 (Corbyn, 2019: 13).

Google Classroom menjadi jembatan para guru dalam membuat tugas, membagikan, dan menilai tugas berbentuk dokumen, foto, dan video pembelajaran kepada siswa yang berkaitan dengan materi yang dibahas tanpa harus bertatap muka secara langsung.

Banyak keuntungan yang akan didapat dengan menggunakan Google Classroom. Pertama guru mudah membuat kelas melalui halaman classroom.google.com. Setelah membuat kelas, guru bisa membagikan kode kelas, menambahkan siswa, membuat tugas, membagikan materi, dan lainnya.

Kedua penggunaan Google Classroom menghemat tenaga dan sangat efisien. Guru maupun siswa tidak perlu repot untuk melakukan pertemuan karena semua dapat dilakukan secara online, di antaranya mulai pembuatan tugas dan kuis, mengumpulkan tugas, melakukan penilaian, hingga memberikan komentar atas tugas siswa. Google Meet Classroom dapat dipakai untuk menyampaikan materi dalam bentuk video conference.

Ketiga, guru dapat membagikan semua tugas melalui Google Classroom. Guru tidak perlu lagi membagikan tugas melalui email, chat, ataupun grup WhatsApp. Semua data dalam Google Classroom secara otomatis terhubung dan tersimpan di folder Google Drive yang dapat diakses secara langsung.

Keempat siswa dan guru dapat saling berdiskusi, berkomunikasi dan bertanya ketika mengalami kesulitan/ kendala mengenai suatu materi/ tugas yang diberikan. Metode ini tentu akan sangat efektif dalam melakukan pembelajaran daring meskipun tanpa ada tatap muka.

Dalam proses pembelajaran daring mapel PJOK kelas I hingga kelas VI di SD Negeri Tingkir Lor 02, guru mengirimkan beberapa jenis materi sesuai Kompetensi Dasar yang akan diajarkan ke dalam Google Clasroom tiap kelas.

Materi tersebut dapat berupa unggahan file dalam bentuk word, PDF, atau slide PowerPoint, unggahan berupa video pembelajaran, serta tautan langsung dari link YouTube kepada peserta didik. Dengan berbagai pilihan materi tersebut diharapkkan peserta didik langsung dapat memahami materi yang diberikan guru.

Sebagai bahan evaluasi guru dapat memberikan penugasan dalam aplikasi Google Classroom melalui tugas kelas atau classwork. Evaluasi yang diberikan oleh guru untuk mengukur 2 kompetensi, yaitu nilai Kompetensi Inti 3 berupa soal pengetahuan tentang atletik, dan nilai Kompetensi Inti 4 berupa soal praktik lompat katak. Siswa dapat mengerjakan dan mengirimkan hasil tugasnya ke Google Clasroom sesuai dengan batas waktu yang diberikan oleh guru.

Penilaian dapat langsung guru berikan pada unggahan tugas soal pengetahuan serta soal praktik dari siswa. Dari soal evaluasi pengetahuan hasilnya siswa mampu mencapai nilai ketuntasan yang dipersyaratkan untuk Kompetensi Dasar tersebut.

Selain itu peningkatan kreativitas dan antusiasme yang dimiliki siswa terlihat saat guru meminta tagihan evaluasi dalam bentuk unggahan video praktik. Ternyata siswa tidak hanya sekadar merekam saja, namun mereka menambahkan audio musik dengan berbagai efek sehingga videonya menjadi lebih menarik. (unw1/zal)

Guru SDN Tingkir Lor 02 Salatiga


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya