RADARSEMARANG.COM, Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pemerintah, satuan pendidikan, dan pendidik. Penilaian oleh pemerintah dilakukan untuk mengukur SKL dengan cara ujian nasional. Dan penilaian oleh satuan pendidikan dilakukan untuk mengukur SKL sekolah dengan ujian sekolah.
Sedangan penilaian oleh untuk pendidik dilakukan untuk mengukur keberhasilan peserta didik pada SK dan KD yang dilakukan dengan ulangan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas (PP No. 19 Th 2005 Pasal 64 ayat 1 dan 2).
Menurut Sugiono (2005) pengertian reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang.
Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes. Yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda.
Peserta didik dan guru dituntut adaptif terkait ujian selama program belajar dari rumah. Salah satunya, dengan memindahkan soal dari semula berbentuk lembaran kertas ke dalam google form. Sebuah aplikasi gratis dari google yang diperuntukkan bagi para guru di semua jenjang pendidikan.
Namun saat soal tersebut penulis terapkan di SMAN 1 Kota Mungkid, ternyata ditemukan anomali. Yaitu peserta didik yang kreatif mendapatkan nilai yang lebih tinggi daripada yang pinter. Yang artinya, reliabiltas soal menjadi rendah, karena tidak bisa membedakan peserta didik yang paham terhadap peserta didik yang tidak paham materi. Setelah ditelisik, tenyata ditemukan masalah pada semua penilaian dengan menggunakan google form.
Pertama peserta didik ternyata memiliki grup tersendiri yang hanya berisi teman-teman sekelompok saja. Jika ini untuk tujuan kerja sama saat kerja kelompok, tidak masalah. Tapi jika digunakan saat penilaian harian tentunya menjadi masalah. Kedua peserta didik bisa menggunakan aplikasi copy paste utntuk mengerjakan soal.
Soal di google classroom dicopy dan kemudian dipaste di tekst bar google dan langsung didapatkan jawabannya. Ketiga peserta didik masuk ke google form ulangan harian lewat akun admin atau gurunya. Kemudian mengintip jawaban yang sudah disematkan gurunya di google form tersebut.
Bahkan kasus ketiga ini bisa dicari di internet bagaimana strateginya. Keempat, peserta didik mengerjakan soal penilaian harian beberapa kali. Jika guru tidak teliti mencermati hasil pekerjaan anak, maka akan terjadi guru mencatat nilai tertinggi dari beberapa kali hasil pekerjaan anak tersebut.
Ada beberapa trik untuk memangkas masalah-masalah yang menyebabkan ketidakefektifan penggunaan google form. Pertama acak soal dan jawabannya. Ini adalah fasilitas bawaan google form. Sehingga peserta didik butuh waktu yang lebih lama untuk mencari dan menyesuaikan jawaban setiap soal. Kedua tuliskan soal terlebih dahulu pada MS word.
Biasanya para guru memang menuliskan pada MS word dulu saat membuat perangkat penilaian harian, kemudian soal tersebut dipotong dengan aplikasi bawaan MS office yaitu snipping tool. Baru kemudian disematkan pada ruang soal google form. Dengan cara ini peserta didik tidak bisa copy paste. Ketiga adalah tidak menyematkan jawaban soal pada google form.
Koreksi jawaban bisa dilakukan menggunakan aplikasi microsoft excel. Dengan ketiga trik di atas, diharapkan soal yang dibuat dengan susah payah menjadi bermakna bagi guru yang bersangkutan. Keempat adalah dengan cara mengunci google form agar setiap email yang mengerjakan sekali, tidak bisa mengerjakan untuk yang berikutnya. (pm2/lis)
Guru Matematika SMAN 1 Kota Mungkid, Kabupaten Magelang