RADARSEMARANG.COM, Pandemi Covid 19 yang melanda dunia di abad ini memaksa semua pemerintahan membuat kebijakan yang harus diambil agar virus ini tidak semakin merajalela. Semua aspek pemerintahan dari pembatasan aktivitas di pabrik, mal hingga sekolah harus membatasi kegiatan berkumpul. Jaga jarak adalah salah satu cara untuk menekan penyebaran virus covid 19.
Sekolah tidak bisa dipungkiri menjadi tempat berkumpul orang banyak apalagi sekolah besar yang siswanya mencapai ribuan. Di kelas yang berukuran 7 x 9 m menjadi tempat berkumpul siswa paling sedikit 32 siswa. Untuk jaga jarak di ruang seluas ini jelas tidak memungkinkan guru akan mengajar dengan menerapkan jarak per siswa satu meter.
Mengatur siswa untuk tidak berkumpul juga merupakan masalah tersendiri. Siswa SMP adalah usia dimana anak suka bergaul, bersosialisasi dan berkumpul. Pertimbangan inilah yang membuat Kementerian Pendidikan mengambil kebijakan untuk memberlakukan aturan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Menurut Pohan (2020) Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan proses pendidikan yang menjembatani keterpisahan antar siswa dengan pendidik yang dibantu oleh pemanfaatan teknologi dan pertemuan tatap muka yang terbatas. PJJ kemudian menjadi tren di kalangan dunia pendidikan, namun PJJ tidak semudah yang didengungkan.
Guru yang belum pernah mengalami hal ini sebelumnya banyak menemui kendala apalagi guru yang rendah pengetahuannya dalam informasi dan teknologi (IT). Selama ini banyak sekali guru yang akhirnya memberikan materi lewat aplikasi WhatsApp yang berupa materi dalam bentuk Words.
Aplikasi yang semakin marak dipakai untuk mempermudah pelaksanaan PJJ adalah penggunaan Google Classroom. Sebenarnya banyak sekali aplikasi yang dapat di-install di komputer yang bisa digunakan untuk mendukung PJJ yang harus dilaksanakan guru. Masalah bertambah ketika guru Bahasa Inggris harus melaksanakan PJJ.
Banyak sekali kendala berada didepan mata apalagi sebagai guru bahasa Inggris kelas 7 dimana banyak siswa yang belum pernah belajar bahasa Inggris. Belum lagi ketika guru harus mengajari siswa dalam membaca teks bahasa Inggris. Untuk mengatasi kendala ini ada beberapa aplikasi yang bisa digunakan guru untuk menyisipkan suara pada materi yang guru share lewat Google Classroom.
Salah satu aplikasi yang cukup mudah dioperasikan bagi guru yang rendah dalam IT adalah aplikasi OBS Studio. OBS Studio merupakan salah satu aplikasi gratis yang ditawarkan untuk merekam bisa dengan video ataupun hanya merekam suara saja.
OBS Studio ini banyak digunakan oleh para content creator untuk mendukung aktivitas mereka. OBS Studio singkatan dari Open Broadcaster Software Studio (https://jagad.id/download/obs-studio/). Lebih lanjut lagi aplikasi OBS Studio bisa digunakan untuk video recording dan live streaming yang gratis dan open source. Aplikasi ini bisa mendukung pembelajaran dengan menggunakan file Power Point dengan video ataupun hanya suara saja. (https://disdikkbb.org).
Penggunaan OBS Studio ini sudah dilaksanakan di SMP N 1 Tengaran dimana penulis adalah pengajar Bahasa Inggris di kelas 7. Siswa kelas 7 masih butuh banyak contoh, drilling dan latihan dalam membaca teks Bahasa Inggris.
Aplikasi OBS Studio ini sangat membantu dalam mengajarkan siswa dalam membaca teks pendek karena guru bisa menyisipkan suara pada materi power point yang guru berikan. Guru bisa mengajak siswa untuk menyimak dan kemudian menirukan bagaimana guru membaca teks yang diberikan melalui power point.
Hal ini mampu membantu mewakili ketidakhadiran guru di saat siswa belajar dalam jaringan. Komentar siswa pun menunjukan bahwa penggunaan OBS Studio lebih membantu mereka dalam belajar bagaimana membaca kata atau kalimat yang Bahasa Inggris dengan benar karena ada suara guru yang membantu mereka dalam melafalkannya. (bk1/ton)
Guru Bahasa Inggris SMP N 1 Tengaran, Kab. Semarang