RADARSEMARANG.COM, MANUSIA adalah makhuk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di muka bumi ini. Ia memiliki kemampuan intelengensia dan daya nalar yang tinggi sehingga menjadikan ia mampu berpikir, berbuat dan bertindak kearah perkembangan sebagai manusia yang utuh. Oleh sebab itu untuk menuju kearah perkembangan yang optimal dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya, manusia memerlukan pendidikan sebagai suatu proses dan usaha sadar untuk lebih memanusiakan manusia.
Hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Agar tujuan pendidikan dapat tercapai dan memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan ,maka seorang guru dituntut untuk lebih professional. Menurut Hopkins (1993) Guru yang baik perlu mempunyai otonomi dalam melakukan penilaian professional, sehingga, ia tidak perlu diberi tahu apa yang harus dikerjaan. Ini bukan berarti bahwa ia tidak menerima masukan atau saran dari luar.Saran dan masukan tersebut tetap penting tetapi gurulah yang menentukan atau yang paling tahu apakah saran tersebut sesuai kelas yang dihadapi.
Setiap guru seharusnya dapat mengajar didepan kelas,bahkan mengajar dapat pula dilakukan pada sekelompok siswa diluar kelas atau dimana saja.
Mengajar merupakan salah satu komponen dari kompetensi guru yang harus dikuasai secara optimal. Untuk memperoleh hasil belajar yang baik, banyak dipengaruhi oleh factor-faktor belajar mengajar, bagaimana mengorganisasikan materi,penggunaan metode yang tepat,pengoptimalan alat peraga dan lain-lain.Walaupun demikian penulis sering mengalami kegagalan dalan menghasilkan ketuntasan materi dengan memuaskan.
Oleh karena itu dengan mengumpulkan data dari pembelajaran bahwa hasil belajar matematika rendah .Guru ingin memperbaiki dan menyempurnakan serta berusaha meningkatkan hasil belajar matematika dengan menumbuhkan semangat belajar dan partisipasi belajar dengan mengunakan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) di SMP Negeri 2 tuntang dengan materi mengubah “Bilangan Pecahan Menjadi Persen”.
Pembelajaran model CTL ini guru berharap dapat menimbulkan semangat dan minat siswa untuk mau belajar matematika dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
CTL merupakan proses pembelajaran yang holistic dan bertujuan membantu siswa untuk memahami materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi,social,dan cultural),sehingga siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang dimanis dan flexsibel untuk mengkontruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
CTL disebut pendekatan kontekstual karena konsep belajar membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggauta masyarakat, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yaitu: Konstruktifisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, permodelan dan penilaian sebenarnya.
Penerapan pendekatan CTL ini dalam pembelajaran matematika materi “ Mengubah Pecahan Menjadi Persen” pada kelas VII SMP Negeri 2 Tuntang: (1) Mengaktifkan siswa melalui interaksi Tanya jawab;(2) Mengaktifkan siswa dalam pembelajaran melalui diskusi dengan mengerjakan LKS; (3) Mengaktifkan siswa dengan mengerjakan soal-soal latihan; (4) Meningkatkan pemahaman siswa dengan mendekatkan materi dalam kehidupan sehari-hari; ( 5) Memantapkan materi tentang caramengubah pecahan menjadi desimal yang benar.
Berdasarkan pembelajaran yang guru lakukan terhadap siswa SMP Negeri 2 Tuntang dengan materi “Mengubah Pecahan Menjadi Persen” dengan metode CTL maka didapatkan bahwa siswa menjadi lebih tertata dalam mengungkapkan pendapat dan hasil belajar menjadi naik diatas KKM.
Dari hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan penulis maka metode CTL sangat berperan aktif dalam memotivasi siswa untuk belajar matematika dan kemampuan ketrampilan,dan kreatifitas guru merupakan factor penting dalam menentukan keberhasilan siswa. (unw2/bas)
Guru Matematika SMP N 2 Tuntang Kabupaten Semarang