29 C
Semarang
Tuesday, 14 January 2025

Tingkatkan Hasil Belajar PPKn dengan PBL

Oleh: Drs. Sodikin

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, TIDAK dapat dipungkiri pandemi Covid-19 telah mempengaruhi segala aspek kehidupan. Tak terkecuali untuk aspek pendidikan. Pendidikan yang semula dilakukan dengan tatap muka secara langsung tentu menjadi hal yang sulit diwujudkan.

Pembelajaran daring maupun pembelajaran jarak jauh menjadi alternatif cara agar capaian materi pembelajaran yang sudah disusun oleh pihak sekolah bisa terlaksana. Pada pelaksanaannya, pembelajaran daing banyak menuai keluhan baik dari pihak siswa, orang tua siswa maupun dari guru yang menjalankan pembelajaran daring.

Pembelajaran daring pun tidak akan berjalan dengan lancar jika tidak dipersipakan secara matang. Dalam pembelajaran daring salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pembelajarannya adalah model pembelajaran yang digunakan guru, salah satunya dengan model problem based learning (PBL).

Pembelajaran PPKn kelas XI di SMA Negeri 3 Pemalang pada materi kasus pelanggaran HAM melalui model problem based learning, dilakukan dengan mengkombinasikan google classroom, whatsapp group dan google meet.

Pembelajaran dan terkait dengan pengumuman disampaikan melalui whatsapp group, penyampaian materi, media, LKPD, absensi, diskusi kelompok, dan evaluasi disampaikan dalam google clasroom, untuk pembukaan diskusi umum dan presentasi digunakan google meet.

Secara umum langkah-langkah pelaksanaan tindakan dengan penerapan model pembelajaran problem based learning memanfaatkan google classroom, whatsapp group dan google meet dapat diuraikan dalam kegiatan sebagai berikut: Pertama, Orientasi peserta didik kepada masalah kasus pelanggaran HAM. Dalam kegiatan ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik untuk semangat belajar yang dilakukan melalui google meet.

Kedua, Mengorganisasikan peserta didik hal ini dilaksanakan dengan melakukan pembagian kelompok dengan jumlah maksimal 6 orang dalam kelompok, menyampaikan materi serta permasalahan yang akan dibahas melalui LKPD dalam google meet.

Ketiga, Membimbing penyelidikan individu dan kelompok. Dilaksanakan dengan mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah kasus pelanggaran HAM melalui google classroom.

Keempat, Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Dilakukan dengan membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagi tugas dengan teman melalui google classroom dan google meet.

Kelima, Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah kasus pelanggaran HAM. Dilakukan dengan mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari/meminta kelompok presentasi hasil kerja melaui google meet dan meminta peserta didik mengirim kesimpulan dalam google classroom. Keenam, Melakukan tes dalam bentuk kuis untuk mendapatkan data hasil belajar PPKn peserta didik.

Permasalahan kasus pelanggaran HAM yang dikaji dalam diskusi ini bersifat kontekstual atau viral di media sosial dan masyarakat sehingga meningkatkan semangat dan pemahaman peserta didik dalam melaksanakan diskusi pemecahan masalah.

Setelah diskusi pemecahan masalah juga dilakukan presentasi dari perwakilan kelompok kepada kelompok lain sehingga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merefleksi kembali materi serta saling berkolaborasi dalam meningkatkan pemahaman terkait analisis masalah yang dibahas.

Pelaksanaan pembelajaran melalui model problem based learning melalui google classroom, whatsapp group dan google meet dalam pembelajaran PPKn membuka ruang komunikasi dan interaksi antara peserta didik dengan peserta didik lain termasuk juga dengan guru.

Berdasarkan pengamatan dan hasil belajar yang diperoleh, maka model pembelajaran ini telah mampu meningkatkan hasil belajar PPKn peserta didik kelas XI pada materi kasus pelanggaran HAM. (pr1/zal)

Guru SMAN 3 Pemalang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya