RADARSEMARANG.COM, Berlakunya kurikulum 2013 (Pembelajaran Tematik), menjadikan semua mata pelajaran terintegrasi ke dalam satu tema tertentu. Peran guru harus mampu menjembatani bagi semua siswa sehingga pembelajaran berjalan seimbang dan menyenangkan.
Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata. Masalah yang digunakan untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu terhadap pembelajaran tersebut. Dalam problem based learning diharapkan siswa dapat memiliki kecakapan dalam memecahkan masalah, kecakapan berpikir kritis, kecakapan bekerja dalam kelompok, kecakapan interpersonal dan komunikasi, serta kecakapan pencarian dan pengolahan informasi.
Dalam pembelajaran tematik yang memuat pembahasan Hakikat Bangsa di kelas V SD N Sembung 01, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang diperlukan model pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa bekerja dalam kelompok. Agar kerja dalam kelompok efektif maka perlu diadakan pembagian tugas diantara masing-masing anggota kelompok. Dalam penyampaian materi pembelajaran guru melibatkan semua siswa untuk aktif, masing-masing diberi peran sebagai penyelesai soal dan pengoreksi soal.
Apakah yang disebut bangsa? Bangsa tak lain ialah sebuah komunitas atau sekelompok masyarakat. Namun, sekelompok masyarakat yang bagaimana? Suatu kelompok masyarakat disebut bangsa jika para anggotanya, seperti sudah disinggung, memiliki beberapa kesamaan. Kesamaan-kesamaan yang dapat mengantarkan dan membentuk sekelompok masyarakat menjadi bangsa ialah kesamaan keturunan, suku, bahasa, nasib, kepentingan, kebiasaan, cita-cita, sejarah (masa lalu), ideologi, dan sebagainya.
Pengertian bangsa tersebut kiranya mempunyai relevansi dengan pengertian bangsa yang selama ini berlaku umum serta sejalan dengan pendapat para ahli. Pengertian bangsa sudah banyak dikemukakan para ahli serta sumber referensi. Sebagai bahan perbandingan dan pengayaan, berikut ini dikutipkan beberapa di antaranya. Menurut Otto Bauer (dalam Suteng et al., 2006: 4), bangsa adalah kelompok manusia yang memiliki kesamaan karakter. Kesamaan karakter tersebut berbentuk kesamaan nasib. Menurut Ernest Renant (dalam Jutmini dan Winarno, 2007: 10, 13), bangsa merupakan sekumpulan manusia yang terbentuk karena persamaan latar belakang sejarah, perasaan senasib, dan cita-cita masa depan.
Menurut Hans Kohn (dalam Samsudin, 2007: 6), bangsa adalah kelompok yang terdiri atas golongan beraneka ragam yang disatukan oleh faktor-faktor objektif berupa persamaan latar keturunan, agama, bahasa, wilayah, dan adat istiadat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 102), bangsa adalah kelompok masyarakat yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarah, serta berpemerintahan sendiri. Menurut kamus yang sama, dalam ilmu antropologi, bangsa diartikan kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan kebudayaan dalam arti umum dan menempati wilayah tertentu di muka bumi.
Setiap siswa diberikan tugas dan tanggung jawab yang harus diselesaikan dengan benar, yakni sebagai penyelesai soal (milik sendiri) dan sebagai pengoreksi hasil tugas temannya, begitu seterusnya masing-masing diberi tugas dan tanggung jawab untuk menyelesaikan dengan baik dan benar. Dengan metode Problem based learning terbukti lebih mudah memahahami hakikat bangsa pada siswa kelas V SD N Sembung 01, yang notabene pemahaman tersebut berkaitan erat dalam kehidupan sehari-hari. (fkp2/ton)
Guru Kelas V SD Negeri Sembung 01, Kec. Banyuputih, Kab. Batang.