RADARSEMARANG.COM, IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia, serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap, dan masih bersifat rahasia. Sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru, dan dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Amalia (2009:2.3) Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan berbuat, sehingga mampu memahami alam sekitar secara ilmiah.
Berdasarkan pengalaman mengajar di kelas VI SD Negeri Plalangan 01 Gunungpati, Semarang, pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang sulit dipahami siswa. Terutama materi tentang perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif buatan. Ini dibuktikan dengan hasil belajar IPA, siswa kurang memuaskan. Dari 36 siswa hanya 9 siswa (25 persen) yang mencapai ketuntasan, sedangkan 27 siswa (75 persen) merupakan siswa yang belum tuntas.
Rendahnya hasil belajar IPA, disebabkan karena dalam proses pembelajaran metode yang digunakan guru tidak sesuai dengan materi, dan cenderung menggunakan metode ceramah. Sehingga siswa kurang termotivasi dalam belajar, sulit untuk memahami materi pembelajaran, dan siswa merasa bosan dalam menerima pelajaran.
Berdasarkan fenomena yang terjadi di atas, seorang guru harus bisa memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, serta dapat merancang media pembelajaran yang relevan dan dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran.
Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Plalangan 01 Gunungpati, Semarang, maka penulis gunakan metode eksperimen yang dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Sudjana (2009:93) menyatakan bahwa metode eksperimen adalah metode yang siswanya mencoba mempraktikkan suatu proses, setelah melihat atau mengamati apa yang telah didemonstrasikan oleh seorang demonstrator. Metode eksperimen memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa terkait dengan melakukan percobaan.
Hal ini diperkuat oleh Udin (2008:4.26), eksperimen merupakan metode mengajar yang penyajian atau pembahasan materinya melalui percobaan atau mencobakan sesuatu serta mengamati secara proses. Metode eksperimen dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa, sehingga siswa akan lebih termotivasi dalam belajar, akan lebih percaya atas suatu kebenaran dan siswa akan menemukan hal-hal baru dalam percobaan, ilmu yang di dapat siswa dalam percobaan tersebut akan melekat lebih lama dalam pikirannya dibandingkan hanya dengan mendengarkan penjelasan dari guru.
Dengan menggunakan metode eksperimen ternyata siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran IPA tentang perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif buatan. Apalagi di masa pandemi seperti ini siswa cenderung untuk bermain game dengan gadget-nya. Namun setelah guru memberikan tugas berupa praktik/percobaan perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif buatan berupa praktik mencangkok, dan ada juga menyetek, merunduk, dan lain-lain. Siswa merasa bersemangat untuk melaksanakan tugasnya yang dibantu oleh orangtua mereka.
Indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran diukur dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPA yaitu 67 dan persentase keberhasilan klasikal sebesar 75 persen. Data hasil belajar siswa dilakukan dengan cara memberikan evaluasi kepada siswa. Ternyata setelah guru mengadakan evaluasi tentang perkembangbiakan tumbuhan, hasil evaluasi siswa meningkat. Terbukti dengan nilai yang diperoleh siswa sudah mencapai nilai di atas KKM semua. Siswapun puas dengan nilai yang diperoleh dan siswa merasa senang mengikuti pembelajaran IPA. (unw2/aro)
Guru SD Negeri Plalangan 01 Gunungpati, Kota Semarang