RADARSEMARANG.COM, Pandemi Covid-19 yang melanda hampir semua negara di dunia membawa pengaruh yang sangat signifikan dari berbagai sektor kehidupan.
Tantangan baru dirasakan dunia pendidikan. Kebijakan pemerintah menutup sementara pembelajaran tatap muka untuk beberapa daerah yang masuk level 4 dan memberi kelonggaran pembelajaran berbatas untuk daerah level 2 dan 3.
Berbagai aplikasi pembelajaran jarak jauh atau biasa dikenal dengan e-learning menjadi pilihan para pelaku pendidikan untuk menyampaikan materi kepada siswa.
Pembentukan karakter peserta didik mengalami kendala terbesar dalam pembentukan generasi pembelajar yang biasanya tertuang dalam misi dan visi sekolah. Prioritas utama yang dilakukan guru adalah tersampaikannya materi pembelajaran secara menyeluruh. Sebagai umpan balik untuk mengetahui kemampuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi, guru memberikan latihan soal.
Lembar kerja siswa adalah salah satu alat mengetahui kemampuan dan pemahaman peserta didik dalam menerima materi pembelajaran. Lembar kerja peserta didik (LKPD/LKS) merupakan media pembelajaran berupa lembaran yang berisi uraian singkat materi, tugas-tugas atau soal-soal, dan eksperimen yang disusun secara teratur dan sistematis bersumber dari bahan yang telah disajikan oleh pendidik atau telah dipelajari peserta didik.
LKPD dapat disusun berupa media cetak visual yang didesain untuk latihan, disertai pertanyaan untuk dijawab dan disusun dengan tujuan yang jelas. Penyusunan LKPD agar peserta didik dapat belajar sendiri serta sebagai umpan balik terhadap hasil. Selain itu pemanfaatan LKPD akan memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik. Dengan menggunakan LKPD guru di SMAN 1 Jatibarang dapat melihat tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disajikan.
Depdiknas (2005) menjelaskan lembar kegiatan siswa adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas yang biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah menyelesaikan tugas yang harus dikerjakan siswa. Merupakan salah satu sarana guru untuk meningkatkan keterlibatan siswa atau aktivitas dalam proses belajar mengajar.
Diharapkan jika pendidik mengoptimalkan LKPD dalam proses pembelajaran online, peserta didik akan mengeksplor setiap kompetensi yang disampaikan sehingga mereka akan paham materi pembelajaran.
Secara tidak langsung rasa ingin tahu terhadap materi pembelajaran yang disampaikan dengan memanfaatkan LKPD akan meminimalkan kekhawatiran kita terhadap learning loss pada peserta didik. Penggunaan LKPD memiliki kelebihan dan kelemahan.
Menurut Azhar Arsyad (2009) kelebihannya adalah peserta didik dapat belajar dan maju sesuai kecepatan masing-masing. Di samping dapat mengulang materi dalam media cetakan, peserta didik akan mengikuti urutan pemikiran secara logis. Juga perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak sudah merupakan hal yang biasa. Hal ini dapat menambah daya tarik serta dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format, verbal dan visual.
Peserta didik akan berpartisipasi dengan aktif karena harus memberi respons terhadap peryataan dan latihan yang disusun. Sedangkan kelemahan LKPD sebagai media cetakan yaitu tidak dapat menampilkan gerak dalam halaman media cetakan. Biaya pencetakan akan mahal jika menampilkan ilustrasi, gambar atau foto yang berwarna-warni. Pembagian unit-unit pelajaran dalam media cetakan harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlalu panjang dan peserta didik menjadi bosan.
Learning loss merupakan kemunduran secara akademik yang bisa terjadi karena terhalangnya proses pembelajaran secara langsung. The Education And Development Forum (2020) mengartikan learning loss adalah situasi peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum maupun khusus atau kemunduran secara akademis yang terjadi karena kesenjangan yang berkepanjangan atau ketidak berlangsungnya proses pendidikan.
Penggunaan lembar kerja siswa diharapkan mampu meminimalkan learning loss karena meskipun proses pembelajaran bersifat online tetapi ada tagihan yang mesti dipenuhi oleh peserta didik. Sehingga mereka tetap mencari dan memahami sumber belajar sesuai kompetensi yang diberikan guru.
Learning loss membawa dampak buruk terhadap pendidikan dan kualitas generasi bangsa. Menjadi tanggung jawab bersama untuk lebih mengefektikan model dan strategi pembelajaran yang sesuai. Berharap pandemi segera berakhir, dunia pendidikan berangsur lebih efektif sehingga tercetak generasi muda penerus bangsa yang berkualitas sesuai cita-cita luhur pendiri bangsa ini. (ms1/lis)
Guru Biologi SMAN 1 Jatibarang, Kabupaten Brebes