RADARSEMARANG.COM, ISLAM sangat menjunjung akhlak mulia dan adab yang santun, akhlak dan adab menjadi unsur penting dalam berbagai kehidupan mulai dari diri sendiri hingga ruang lingkup sosial yang lebih luas. Yang terpenting lagi adalah adab kepada Allah SWT. dan Rasul-Nya. Dengan akhlak mulia dan adab seorang muslim akan menjadi mulia dan mendapatkan derajat yang tinggi dihadapan Allah SWT, Rasul-Nya dan manusia.
Akhlak merupakan sesuatu yang melekat pada jiwa seseorang, manusia tanpa akhlak tidak akan ada artinya apa- apa, maka pendidikan akhlak harus diajarkan pada anak- anak sejak dini. Dengan pendidikan akhlak yang diterapkan, anak akan menjadi manusia yang bermoral dan bernilai segala perilakunya. Jika saja seseorang tidak memiliki akhlak, bukan hanya kehidupannya yang berantakan tetapi juga sulit bertanggungjawab pada masa depannya.
Dalam Al- Qur’an surat Al Ahzab ayat 21 yang artinya Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Dalam ayat tersebut telah disebutkan bahwasanya manusia harus mencontoh budi pekerti Rasulullah SAW. dan menjadikannya sebagai suri tauladan yang baik bagi kehidupannya.
Pendidikan akhlak terpuji sangat penting dimiliki semua siswa. Begitu pula dalam proses belajar mengajar siswa harus taruh hormat kepada guru. Guru adalah orang tua kedua, yaitu orang yang mendidik murid-muridnya untuk menjadi lebih baik sebagaimana yang diridhoi Allah ‘azza wa jalla. wajib hukumnya mematuhi kedua orang tua, maka wajib pula taat dan mematuhi perintah guru, selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan syariat, ketaatan dan kepatuhan perintah guru salah satu hal penting untuk memperoleh keberkahan dan kemanfaatan ilmu.
Pada Tahun Ajaran 2020/2021 penulis menemukan adanya siswa yang yang berperilaku tidak sopan, kurang berakhlak pada guru, ada siswa yang suka tidak mentaati perintah guru, tidak mendengarkan pelajaran dengan baik, melawan guru, membentak guru, mencela keburukan guru, mebuka aib guru kepada orang lain.
Beranjak dari permasalah tersebut, penulis ingin menerapkan salah satu metode role play/bermain peran dalam kegiatan belajar mengajar. Metode role play/ bermain peran. menurut Miftahul Huda (2013 : 117) adalah merupakan model pengajaran yang brasal dari dimensi pendidikan individu dan sosial, metode role playing yang berfungsi untuk (1) mengeksplorasi perasaan siswa, (2) mentransfer dan mewujudkan pandangan mengenai perilaku, nilai dan persepsi siswa, (3) mengembangkan skill pemecahan masalah dan tingkah laku, 4) mengeksplorasi pelajaran dengan cara yang berbeda.
Dengan dasar tesebut penulis sebagai guru MAN 5 Sleman menerapkan metode role play sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan tata krama / adab siswa terhadap guru ketataran yang lebih baik, metode bermain peran sangat membantu terhadap masing masing siswa untuk menemukan makna pentingnya adab siswa terhadap guru demi untuk mendapatkan keberkahan ilmu dan kemanfaatan ilmu.
Role Playing adalah metode pembelajaran yang di dalamnya terdapat perilaku berakting dari siswa sesuai dengan peran yang telah ditentukan, dimana siswa menirukan situasi dari tokoh sedemikian rupa dengan tujuan mendramatisasikan dan mengekspresikan tingkah laku seseorang dalam hubungan sosial antar manusia. Dengan menggunakan metode role playing, setidaknya siswa merasa senang dalam proses pembelajaran dan bisa mengabil hikmah dari yang diperankannya. karena merasa dilibatkan bersama teman yang lainnya dan secara otomatis, siswa akan lebih mudah mengingat materi yang disampaikan oleh guru.
Penggunaan metode role playing ini sangat membantu penulis sebagai guru di MAN 5 Sleman dalam menyampaikan materi tentang Akhlak Siswa Terhadap Guru. Diharapkan juga agar materi yang disampaikan mudah dipahami dan siswa juga bisa merubah sikap ke yang lebih baik. (pr1/zal)
Guru MAN 5 Sleman DIY