RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran tematik merupakan ciri pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Pembelajaran tematik yaitu menggabungkan kompetensi dasar dari beberapa muatan pelajaran dalam tema tertentu. Penggabungan kompetensi dasar dalam pembelajaran tematik akan membangun pola pikir siswa secara holistik. Proses pembelajaran terpusat pada kegiatan siswa untuk aktif dalam mengembangkan kompetensi melalui tema.
Pembelajaran tematik menurut Bafadal dalam Dasna (2016) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu upaya untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Proses pembelajaran tematik yaitu dengan mengaitkan beberapa mata pelajaran menjadi sebuah tema yang terpadu. Dalam satu tema merupakan gabungan dari beberapa kompetensi dasar yang saling berkaitan. Pembelajaran tematik lebih terfokus pada konsep belajar sambil melalukan sesuatu (learning by doing) sehingga pembelajaran lebih bermakna untuk siswa.
Keterpaduan materi dalam satu tema mengharuskan guru mengemas pembelajaran agar lebih bermakna. Dalam mewujudkan pembelajaran yang bermakna guru hendaknya menentukan sumber belajar terpadu yang mampu melibatkan siswa secara langsung. Sumber belajar yang pilih mampu menciptakan pembelajaran yang ramah otak dalam keterpaduan materi.
Penerapan pembelajaran tematik di kelas III SDN 3 Donorojo masih mengalami kesulitan untuk menerapkan sumber belajar. Kesulitan tersebut muncul dari banyaknya kompetensi yang harus diselesaikan dalam satu pembelajaran. Sumber belajar yang selama ini digunakan masih belum mampu mengakomodasi kompetensi dasar yang masuk dalam tema. Kesulitan tersebut berefek pada proses pembelajaran sehingga guru masih menggunakan pendekatan mata pelajaran.
Sadar akan hal itu penulis memperbaiki proses pembelajaran agar konsep pembelajaran tematik terwujud. Proses pembelajaran dilakukan penulis dengan menggunakan strategi lingkungan alam sekitar (lingkar) terpilih. Strategi tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan sumber belajar lingkungan sekitar dengan memilih kompetensi dasar yang dipilih. Hal itu dilakukan agar proses pembelajaran berlangsung efektif dan bermakna.
Melalui strategi lingkungan alam sekitar siswa akan lebih senang karena belajar di alam terbuka dan berkaitan langsung dengan yang dipelajari serta biaya yang lebih murah. Dengan lingkungan alam siswa dapat menemukan hubungan antara ide-ide abstrak melalui kegiatan mengalami, melihat, meraba, mendengar, dan mengotak-atik secara langsung (Widiastuti, 2019).
Penerapan strategi lingkar terpilih oleh penulis dilaksanakan pada pembelajaran bahasa Indonesia. Pada muatan pelajaran tersebut terintegarsi dengan muatan pelajaran IPA dan IPS. Proses pembelajaran dilakukan dengan memilih kompetensi dasar yang sesuai dengan lingkungan sekitar. Kegiatan dilakukan untuk mengidentifikasi beberapa hewan dan tumbuhan yang ada.
Hal yang diamati antara lain pertumbuhan dan perkembangbiakan hewan dan tumbuhan. Siswa mengamati dengan datang langsung ke tempat di mana ada tumbuhan dan hewan. Siswa mencatat hasil pengamatan pada sebuah tabel yang telah disediakan. Dari beberapa pengamatan siswa menyimpulkan berdasarkan identitas. Kegiatan selanjutnya siswa membuat kalimat sederhana berdasarkan kosa kata yang diperoleh dari pengamatan.
Dari kegiatan yang dilakukan siswa lebih paham terhadap konsep tentang pertumbuhan dan perkembangbiakan tumbuhan dan hewan. Hal itu terbukti dengan berbagai pertanyaan yang muncul dari siswa serta siswa lain menjawab berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dan hasil pengamatan. Dalam hal ini penulis tidak banyak memberikan penjelasan pada siswa namun, siswa mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui kegaitan yang lakukan. Pembelajaran dengan strategi lingkar teripih mampu menciptakan pembelajaran bermakna serta memiliki keefektivitasan terhadap hasil belajar tematik. (fkp1/ton)
Guru SDN 3 Donorojo Kec. Sempor Kab.Kebumen