RADARSEMARANG.COM, PUPUK merupakan hal penting dalam mendukung kesuburan tanah. Pupuk mengandung unsur yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman. Menurut Handiuwito (2008), pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman.
Sampai saat ini kegiatan budidaya tanaman masih banyak menggunakan pupuk kimia. Penggunaan pupuk kimia dalam jangka panjang dapat memunculkan dampak negatif salah satunya kerusakan pada lahan pertanian. Seperti yang dikemukakan oleh LIPI (2017), tentang bahaya menggunakan pupuk kimia secara terus dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan pada tanah.
Dengan pemahaman tentang dampak negatif dari penggunaan pupuk kimia ini, peserta didik di SMK Pertanian diharapkan mampu melakukan budidaya tanaman yang berwawasan lingkungan. Dalam budidaya tanaman berwawasan lingkungan, penggunaan pupuk kimia dapat digantikan dengan pupuk organik.
Menurut Permentan No 2/Pert/HK.060/2/2006, pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar terdiri atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, hewan yang telah mengalami rekayasa berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memasok bahan organik, memiliki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Penggunaan pupuk organik dalam budidaya tanaman lebih aman untuk kelestarian lingkungan dalam jangka panjang.
Aplikasi pembuatan dan penggunaan pupuk organik dilakukan di SMK Negeri H. Moenadi Ungaran pada mata pelajaran agribisnis tanaman. Dalam pembelajaran agribisnis tanaman pada materi pembuatan POC, peserta didik perlu mendapatkan model pembelajaran yang tepat supaya dapat mengembangkan potensi diri.
Untuk menggali potensi peserta didik dalam memunculkan ide kreatif dan inovasi baru tentang POC dalam proses pembelajaran diterapkan dengan model Project Based Learning. Model pembelajaran ini dapat memunculkan ketertarikan dan kreativitas peserta didik dalam proyek pembuatan POC.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik (Afriana, 2015).
Pengalaman belajar yang menarik mendorong peserta didik untuk menghasilkan sebuah karya berdasarkan permasalahan kontekstual yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pada model pembelajaran PjBL, proyek atau kegiatan digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
Ada beberapa langkah yang perlu diterapkan agar pembelajaran berbasis proyek ini berhasil. Menurut Educational Technology Division-Ministry of Education Malaysia (2006), ada 6 langkah dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek yaitu mempersiapkan pertanyaan penting terkait topik materi yang akan dipelajari, membuat rencana proyek, membuat jadwal, memonitor pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek (PjBL), melakukan penilaian, dan evaluasi pembelajaran berbasis proyek (PjBL).
Seperti yang kita ketahui bahwa misi utama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah untuk mempersiapkan peserta didik supaya memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Keberadaan SMK dituntut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, yaitu kebutuhan tenaga kerja, sehingga peserta didik dituntut untuk memiliki keterampilan serta sikap professional dalam bidangnya.
Model pembelajaran PjBL yang diimplementasikan dalam pembelajaran agribisnis tanaman pada materi pembuatan POC ternyata memberikan hasil yang lebih baik. Dengan model PjBL ini peserta didik lebih kreatif dan berinovasi dalam pembuatan POC.
Sebagai contoh peserta didik melakukan pembuatan POC dengan mengkombinasikan berbagai jenis bahan organik yang ada di lingkungan sekitar untuk mendapatkan komposisi POC yang tepat. Indikator ini dapat menggambarkan peningkatan dan penguasaan peserta didik pada materi baik dari aspek pengetahuan maupun keterampilan. Peningkatan aspek pengetahuan dan keterampilan peserta didik ini dapat menggambarkan capaian kompetensi peserta didik secara maksimal. (fkp1/zal)
Guru SMKN H. Moenadi Ungaran