28 C
Semarang
Thursday, 17 April 2025

Kurikulum Prapandemi, Pandemi dan Desain Kurikulum Berorientasi Revolusi Industri 4.0 Society 5.0

Oleh : Nurkhasani

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM,

Kurikulum Prapandemi

Kurikulum 2013 Sekolah Dasar, dikembangkan sebagai perwujudan dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum ini disusun oleh tim yang terdiri atas sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi kepala dengan bimbingan narasumber dari Kasi Dikdas, Koorwil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan para Pengawas SD.

Kurikulum Masa Pandemi

Penyusunan kurikulum tahun ini menyesuaikan situasi dan kondisi yang berkembang negara kita, yaitu mewabahnya Corona Virus Disease (Covid-19). Maka, aktivitas pembelajaran (pendidikan) di sekolah dibatasi sebagai upaya pencegahan penularan virus korona. Dengan demikian kurikulum sebagai pedoman dan panduan pelaksanaan pembelajaran di sekolah disusun agar dapat mengakomodasi pelaksanaan pembelajaran di masa Covid-19.

Pembelajaran dilakukan via daring atau luring dengan harus tetap menghasilkan knowledge (pengetahuan), skill (keterampilan) dan attitude (karakter). Berdasarkan Surat Edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan dan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Dalam SE Kemdikbud Nomor 15 Tahun 2020 menyatakan bahwa proses belajar dari rumah (BDR) dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik. Tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.

Aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah dapat bervariasi antarpeserta didik, sesuai minat dan kondisi masing-masing. termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/ fasilitas belajar di rumah.

Bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru. Tanpa diharuskan memberi skor/ nilai kuantitatif.

Kurikulum Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0

Proses pembelajaran yang digunakan sudah banyak menggunakan aplikasi komputer maupun HP /gadjet. Semua itu tidak bisa dihindari dan karenanya SDN 02 Gejlig melaksanakan pembelajaran daring yang tugas dan pembelajarannya disampaikan melalui aplikasi WA, google form, YouTube yang kesemuanya menuntut untuk setiap pelaku pendidikan maupun peserta didik mempunyai perangkat teknologi yang mendukung proses pembelajaran tersebut.

Belum usai hiruk-pikuk akibat Revolusi Industri 4.0, yang dibarengi perkembangan era disrupsi, tiba-tiba dikejutkan dengan munculnya society 5.0 (masyarakat 5.0). Konsep society 5.0 sebenarnya sudah bergulir cukup lama. Konsep ini muncul dalam “Basic Policy on Economic and Fiscal Management and Reform 2016” yang merupakan bagian inti dari rencana strategis yang diadopsi Kabinet Jepang, Januari 2016.

Society 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era revolusi industri 4.0 seperti internet on things (internet untuk segala sesuatu), artificial intelligence (kecerdasan buatan), big data (data dalam jumlah besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

Di era ini, menyiapkan anak untuk memiliki 5 kompetensi, yaitu berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi , kreativitas dan percaya diri. SDN 02 Gejlig akan menerapkan TPACK (Technological, Pedagogical, Content Knowledge) adalah sebuah framework (kerangka kerja) dalam mendesain model pembelajaran baru dengan menggabungkan tiga aspek utama. Yaitu teknologi, pedagogi dan konten/materi pengetahuan (ontologis).

Belajar melalui bermain disertai kegiatan literasi yang baik. Meningkatkan penggunaan pendekatan projek, meningkatkan cara belajar berkelompok. Selalu mengawali dengan kegembiraan. Melakukan proses pembelajaran dengan kegembiraan, hal-hal yang menarik, yang membuat anak bahagia, senang dan anak terhindar dari stres.

Beberapa hal yang bisa dilakukan sekolah, yakni penataan ruang kelas yang rapi, dan bersih, letakkan buku, perangkat APE dalam jangkauan pandangan anak, siswa dan guru sering mencuci tangan di wastafel. Sarana belajar dan bermain dalam kondisi aman, penerapan e-raport untuk memercepat pengelolaan hasil penilaian perkembangan anak. (pr1/lis)

Guru SDN 02 Gejlig, Kabupaten Pekalongan


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya