RADARSEMARANG.COM, Pandemi Covid-19 belum berakhir, pembelajaran tidak boleh berakhir. Pembelajaran terus dijalankan seiring kurikulum yang harus dilaksanakan. Dengan adanya PPKM maka pembelajaran masih dilaksanakan secara daring.
Pelaksanaan pembelajaran menemui banyak kendala yang harus dihadapi, hambatan dan tantangan datang silih berganti. Salah satu masalah yang dialami siswa adalah sulitnya menyerap materi pelajaran yang disampaikan. Banyak orang tua dan siswa yang mengeluh ketika pembelajaran hanya diberikan tugas tanpa penyampaian materi.
Keluhan itu terjadi karena mereka kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Salah satu permasalahan yang juga dialami kelas III SD Negeri Karangtalun 1, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang adalah sulitnya mengidentifikasi pecahan.
Pemahaman siswa tentang identifikasi pecahan mengalami kesulitan karena siswa tidak melihat benda konkret yang diperagakan guru. Siswa Sekolah Dasar berusia 7 sampai 11 tahun menurut Jean Piaget masih dalam tahap perkembangan kognitif operasional konkret sehingga dibutuhkan benda nyata untuk mengidentifikasi pecahan.
Peragaan tentang identifikasi pecahan saat pembelajaran daring tidak mungkin dilaksanakan dengan tatap muka secara langsung. Peragaan dengan benda konkret dapat digantikan dengan video pembelajaran. Video pembelajaran adalah seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu yang bersamaan (Sukiman, 2012). Pembuatan video pembelajaran untuk mengidentifikasi pecahan dapat dibuat dengan berbagai macam teknik.
Teknik yang pertama dengan mengubah file presentasi power point menjadi video pembelajaran. Bahan utama yang harus disiapkan adalah materi pecahan dalam bentuk file power point. Di dalam power point kita dapat menambahkan gambar kue, buah, bangun datar yang dipotong atau dibelah diatur dalam bentuk animasi. Setelah animasi selesai dibuat kita tambahkan suara penjelasan identifikasi nilai pecahan berdasar animasi kemudian di-save as dalam bentuk MPEG – 4 video.
Teknik yang kedua dengan edit video pembelajaran menggunakan software yang terinstal di laptop atau aplikasi di smart phone. Software dan aplikasi yang digunakan di SD Negeri Karangtalun 1 adalah wonder share filmora dan kinemaster.
Dengan aplikasi dan software tersebut kita dapat mengolah video kita menjadi semakin menarik karena kita bisa menambahkan musik, emoji, meme, gift, dan mengatur mana video yang akan kita potong dan yang kita tampilkan. Selain itu kita dapat menggabungkan beberapa video dengan materi file power point yang sudah kita save as ke JPEG kemudian dieksport menjadi satu kesatuan video pembelajaran yang menarik.
Video pembelajaran yang sudah jadi bisa langsung kita bagikan di grup kelas atau kita upload di YouTube dan kita bagikan linknya. Pecahan menyatakan bagian dari keseluruhan atau sekelompok benda. Dengan adanya media pembelajaran yang berupa video pembelajaran dapat memudahkan siswa untuk mengidentifikasi pecahan.
Melalui peragaan dengan gambar dan benda konkret dalam bentuk video pembelajaran yang dibuat semenarik mungkin siswa dapat menuliskan nilai pecahan berdasar gambar dan menggambar nilai pecahan dalam bentuk gambar, membandingkan nilai pecahan, menjumlahkan dan mengurangkan pecahan. Mengidentifikasi pecahan hanya dengan melihat gambar di buku akan sulit diserap siswa karena terkesan monoton. Siswa akan sulit memahami tanpa adanya penjelasan dengan gambar dan benda nyata. Maka dari itu video pembelajaran hadir untuk memudahkan siswa mengidentifikasi pecahan.
Video pembelajaran sebagai sarana mengidentifikasi pecahan dapat mempermudah siswa dalam belajar. Siswa seakan dibawa langsung seperti saat mengikuti pembelajaran tatap muka. Hasil penggunaan media pembelajaran ini dapat dilihat ketika berkurangnya keluhan siswa dan orang tua saat melaksanakan pembelajaran daring. Selain itu, mengumpulkan tugas sesuai waktu yang ditentukan. Nilai tugas siswa mengalami peningkatan, sehingga menambah minat belajar dan kepercayaan diri siswa. (pm1/lis)
Guru Kelas III SDN Karangtalun 1, Ngluwar, Kabupaten Magelang