RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) saat ini masih menjadi momok bagi siswa. Bukan hanya minat belajar siswa rendah, cara guru dalam mengajar juga cenderung masih monoton. Hal tersebut terjadi pula pada siswa kelas IV SDN Gulon 5 Salam, Kabupaten Magelang.
Hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN Gulon 5 khususnya materi segi banyak masih rendah. Guru belum mampu menciptakan pembelajaran berkesan sehingga motivasi belajar siswa kurang.
Metode yang digunakan guru diyakini belum mampu mengoptimalkan hasil belajar siswa. Maka bagaimana cara untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi segi banyak? Salah satu cara yang diyakini mampu memecahkan masalah tersebut menggunakan RME (Realistic Mathematic Education).
RME dapat mendorong keaktifan dan minat belajar siswa untuk menemukan sendiri konsep matematika dengan menggunakan fenomena dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sesuai dengan Daitin Tarigan (2006:3) yang mengemukakan bahwa matematika terkait dengan realitas, dengan dunia anak, dan relevan bagi masyarakat.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Ahmad Susanto (2013: 205) menyatakan bahwa RME merupakan salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang berorientasi pada siswa. Matematika adalah aktivitas manusia dan matematika harus dihubungkan secara nyata terhadap konteks kehidupan sehari-hari siswa ke pengalaman belajar yang berorientasi pada hal-hal yang real (nyata).
Berdasarkan dua pendapat tersebut, maka penerapan RME dalam proses pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan khususnya pada bilangan cacah dirasa sangat cocok digunakan. Melalui RME, proses pembelajaran akan lebih menyenangkan karena siswa dapat bermain sambil belajar sehingga matematika bukan lagi menjadi pelajaran yang menakutkan.
Hal tersebut sesuai prinsip dalam RME yaitu adanya partisipasi aktif dari siswa pada saat proses belajar. Siswa harus diberikan kesempatan untuk membangun pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri.
Konsep matematika yang bersifat abstrak perlu diubah menjadi hal-hal yang bersifat real atau nyata . Prinsip tersebut sesuai jika diterapkan pada materi segi banyak. Guru dapat menggunakan benda- benda konkrit yang sesuai dengan lingkungan sekitar siswa sehingga materi pembelajaran lebih mudah dimengerti siswa.
Melalui contoh nyata, siswa diharapkan lebih mudah dalam memecahkan masalah matematika yang ditemui. Selain penggunaan alat peraga konkret, pembelajaran RME juga mengajarkan siswa untuk mengkaitkan masalah matematika dengan kehidupan sehari-hari untuk kemudian dipecahkan.
Keunggulan lain dari RME, mampu meningkatkan kerja sama antarsiswa. Selama pembelajaran, siswa akan berdiskusi dengan temannya tentang masalah matematika yang kontekstual. Mereka akan dibimbing untuk berlatih bukan hanya mengaitkan masalah matematika dengan kehidupan sehari-hari tetapi juga harus bisa menyelesaikan masalah tersebut.
Langkah-langkah pembelajaran melalui RME, yang pertama guru memberikan masalah kontekstual sesuai materi yang sedang dipelajari siswa. Kemudian meminta siswa memahami masalah tersebut. Kedua, siswa mendeskripsikan masalah kontekstual tersebut sesuai pengetahuan awal siswa. Di sini guru mengamati, memotivasi, dan memberikan bimbingan terbatas. Selanjutnya siswa berdiskusi membandingkan jawabannya bersama kelompoknya, dan yang terakhir menyimpulkan.
Pembelajaran dengan RME dianggap perlu digunakan karena dapat meningkatkan motivasi belajar dan semangat kerja sama antarsiswa. Pembelajaran menjadi lebih bermakna karena kontekstual dengan kehidupan siswa sehari-hari. Tujuan pembelajaran tercapai lebih maksimal sehingga hasil belajar siswa meningkat. Matematika yang dulu menakutkan, kini bisa menjadi pelajaran yang mengasyikkan bagi siswa dan guru. (pm1/lis)
Guru SDN Gulon 5 Salam Kab. Magelang