RADARSEMARANG.COM, Definisi belajar adalah proses perubahan dari tidak bisa menjadi bisa dan tidak tahu menjadi tahu. Menurut Bruner dalam Ratna (2011: 77) belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung bersamaan. Yaitu memperoleh informasi baru, transformasi informasi, menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Pada masa kanak-kanak akhir (6-11 tahun), mereka sudah lebih mampu berpikir, mengingat, memahami dan mampu memecahkan masalah.
Pada tahap ini, mereka lebih menyukai permainan berkelompok. Bermain secara berkelompok memberikan peluang pada peserta didik untuk berinteraksi. Konsep bermain ini, penulis terapkan pada pembelajaran tema 2 pokok bahasan IPA, yaitu energi.
Pembelajaran energi sangat berkaitan dengan kehidupan peserta didik. Salah satu manfaat energi untuk kehidupan seperti energi listrik yang selalu kita butuhkan. Pemakaian lampu, setrika, kulkas dan bahan elektronik lainnya membutuhkan listrik. Setelah memelajari materi energi, peserta didik diharapkan mampu bijak dan hemat menggunakan energi.
Realitanya, peserta didik kelas 4 SD Negeri Gumelem belum memahami dengan benar mengenai sumber energi dan perubahan bentuk energi. Peserta didik susah memahami penjelasan guru karena tidak ada media yang digunakan. Imbasnya, hasil belajar IPA belum optimal.
Persentase peserta didik yang mendapat nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 36,5 persen. Sebab lain peserta didik susah memahami materi karena usia sekolah dasar masih dalam tahap mengenal benda konkret. Mereka akan lebih semangat dan memahami materi energi jika sudah melihat secara langsung. Oleh karena itu, penulis memilih media yang bisa memberikan pengalaman belajar secara langsung. Media yang digunakan yaitu kincir angin kertas.
Kincir angin kertas merupakan media yang mudah dibuat dan sederhana. Sehari sebelum pembelajaran, guru menyampaikan rencana kegiatan dan membagi kelompok. Setelah itu, guru memberi instruksi kepada peserta didik untuk menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan.
Pada pelaksanaannya, peserta didik sudah duduk sesuai kelompoknya. Langkah pembelajaran yang pertama guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kedua, guru menjelaskan sambil menunjukkan bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan kincir angin. Ketiga, guru memberikan instruksi cara membuat kincir angin kertas diikuti peserta didik. Ketika memberi instruksi, guru berkeliling tiap kelompok untuk memastikan tidak ada yang tertinggal.
Guru mempersilakan jika ada peserta didik yang ingin bertanya. Keempat, guru meminta peserta didik mengamati kincir angin kertas yang sudah jadi ketika terkena angin. Kelima, guru meminta peserta didik menuliskan sumber energi dan perubahan energi apa yang terjadi. Keenam, peserta didik menyampaikan jawabannya dan ditanggapi kelompok lain. Terakhir, guru memberikan penguatan dan apresiasi kepada seluruh peserta didik.
Penggunaan media kincir angin kertas efektif digunakan untuk belajar energi. Media ini membuat peserta didik aktif karena terlibat langsung mulai dari merancang, membuat sendiri, dan mempraktikkan serta mencatat hasil pengamatannya. Pemahaman yang diperoleh dari hasil mencoba sendiri menjadi lebih bermakna. Hasilnya, peserta didik yang mendapat nilai di atas KKM sebesar 82 persen. Peserta didik juga merasa senang karena tidak berdiam diri mendengarkan ceramah. (ms1/lis)
Guru Kelas 4 SDN Gumelem, Kabupaten Pekalongan