RADARSEMARANG.COM, Materi pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA kelas X terdapat kompetensi dasar mengembangkan makna (isi dan nilai) cerita Melayu Klasik (hikayat) dan terdapat indikator menjelaskan kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat ini pada pembelajaran di semester 1.
Hal tersebut menuntut peserta didik untuk dapat benar-benar memahami isi sebuah karya sastra hikayat. Peserta didik diharapkan juga mampu menerapakan nilai-nilai serta mengindentifikasi nilai-nilai hikayat yang masih sesuai dengan kehidupan pada saat ini.
Dalam kenyataannya kegiatan pembelajaran tersebut sering mendapat reaksi negatif dari peserta didik. Karya sastra hikayat merupakan karya sastra lama melayu klasik yang menggunakan bahasa melayu klasik, serta menonjolkan unsur penceritaan berciri kemustahilan dan kesaktian tokoh-tokoh dalam cerita, sehingga bahasa yang digunakan dalam cerita sulit dipahami oleh pembaca.
Hal tersebut di atas masih dipicu juga dengan permasalahan kurangnya perbendaharaan kosa kata yang dimiliki peserta didik, karena minat pembiasaan membaca peserta masih sangat rendah.
Untuk mengatasi hal tersebut, dalam pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran CIRC dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia pada semester 1 di kelas X pada SMAN 1 Bergas, untuk menghasilkan kompetensi yang memuaskan.
Model pembelajaran CIRC menurut Etin Solihatin dan Raharjo Cooperative Learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih. Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh guru dalam pembelajaran mengembangkan makna isi dan nilai hikayat sebagai berikut : Pertama, guru menerangkan pengertian karya sastra hikayat kepada siswa. Kedua, guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa secara heterogeny.
Ketiga, guru memberikan teks cerita hikayat yang harus dibaca peserta didik. Keempat, peserta didik membaca keseluruhan isi cerita dan menulis kata-kata sulit, selanjutnya peserta didik bersama dalam kelompok menentukan arti kata sulit berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Kelima, peserta didik mencoba untuk menulis kembali isi cerita bersama teman berdasarkan pemahaman masing-masing. Keenam, peserta didik menukar hasil pekerjaan dengan kelompok lain dan saling mengoreksi isi cerita hikayat. Ketujuh, guru sebagai fasilitator untuk menyamakan persepsi tentang isi teks hikayat yang dibahas.
Adapun kelebihan model pembelajaran CIRC dalam hikayat antara lain : Pertama, menumbuhkembangkan keterampilan berpikir siswa. Kedua, pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan siswa. Ketiga, pembelajaran dapat menumbuhkan interaksi sosial peserta didik, seperti; kerjasama, toleransi, komunikatif, responsif. (ipa2/zal)
Guru SMAN 1 Bergas Kab. Semarang