RADARSEMARANG.COM, Sesuai pesan yang diamanatkan dalam Permendikbud No.22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, dimana proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 seharusnya pembelajaran yang aktif dan student centered sehingga menuntut guru lebih kreatif dalam menentukan model maupun metode pembelajarannya.
Tidak terlepas juga dengan stimulus yang diterapkan, bagaimana peserta didik aktif jika stimulus yang dipakai kurang diminati. Banyaknya game-game yang ada juga dapat dijadikan sebagai stimulus untuk mempermudah menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. Karena ketika peserta didik sudah merasakan nyaman, senang akan proses pembelajarannya maka mencapai hasil belajar yang optimal akan mudah didapat.
Dengan demikian akan mengurangi keluhan bagi guru sendiri akan minimnya hasil belajar capaian peserta didik pada pembelajaran PJOK salah satunya tentang materi senam irama.
Ketepatan pemilihan stimulus aktifitas senam irama juga diperlukan untuk memantik hasil belajar yang diharapkan. Berdasarkan analisa penulis, stimulus yang tepat digunakan dalam pembelajaran di V SD Negeri 03 Lemahabang, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan materi senam irama ini adalah dengan melakukan kegiatan permainan rangku alu.
Penentuan rangku alu sebagai stimulus senam irama karena permainan rangku alu yang lekat dengan gerakan kaki dan ayunan lengan dengan menggunakan irama. Kesesuaian langkah permainan ini mendukung dengan kompetensi menganalisis gerak rangkaian langkah dan ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) dalam aktifitas gerak berirama.
Permainan rangku alu ini biasa dikenal juga dengan tarian bambu. Alat yang digunakan cukup bambu dan mudah didapat disekeliling kita cukup dengan 4 bambu berukuran panjang 2 meter. Sedangkan cara melakukan permainan Rangku Alu dengan membagi pemain menjadi 2 kelompok main dan jaga.
Kelompok jaga menggerak-gerakkan bambu (empat orang berjongkok membentuk bidang persegi dan memegang dua bambu) sambil menyanyikan lagu tari tongkat. Sedangkan kelompok pemain yang mendapat giliran menari sambil menghindari jepitan bambu. Penari akan masuk dalam bidang persegi dan melompat-lompat sesuai irama buka-tutup bambu.
Nilai yang terdapat dalam permainan rangku alu ini diantaranya melatih konsentrasi, ketangkasan dan kelincahan gerakan kaki. Semua alat indra berfungsi sehingga permainan ini yang tidak hanya fisik tapi juga berpikir agar bagaimana supaya kaki tidak terjepit bambu. Game ini tepat digunakan sebelum peserta didik melakukan senam irama.
Dari pengalaman yang penulis temukan, penggunaan permainan rangku alu ternyata dapat menstimulasi aktifitas senam irama. Peserta didik betah dengan pelajaran olahraga. Efeknya juga akan dirasakan baik peserta didik maupun guru ketika dilakukan pengambilan nilai senam irama. Maka hasilnya juga akan lebih optimal dibanding dengan pembelajaran tanpa stimulus. (ra2/ton)
Guru Kelas PJOK SD Negeri 03 Lemahabang, Kec. Doro, Kab. Pekalongan