RADARSEMARANG.COM, IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi bahkan bidang humaniora. Nila-nilai sosial yang berkembang di masyarakat dapat membawa pengaruh baik atau buruk dalam sikap pribadi siswa.
Maka dalam pembelajaran IPS diarahkan agar siswa dapat berinteraksi serta dapat berperan aktif dalam kehidupan masyarakat. Ikut meningkatkan kemampuan dan mengembangkan potensi siswa agar berakhlak mulia, berilmu, kreatif, sikap hidup belajar dan kepedulian sosial.
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan tidaklah semudah yang diharapkan. Karena selama pembelajaran IPS ada siswa yang cenderung pasif. Jika diberikan pertanyaan sebagian besar atau dari 32 orang siswa hanya 5 atau 6 orang siswa saja yang mengacungkan tangan untuk menjawab.
Adapun faktor penyebab kurangnya keaktifan siswa karena metode yang digunakan dalam pembelajaran cenderung ceramah dan pemberian tugas. Sehingga pembelajaran hanya berpusat pada guru bukan pada siswa. Guru tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang harus dimilikinya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS khususnya materi Permintaan Penawaran Pasar dan Harga kelas VII di SMP Negeri 28 Semarang yaitu menggunakan metode role playing atau bermain peran.
Role playing (bermain peran) sebagai suatu model pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa menemukan diri (jati diri) di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok (Uno Hamzah, 2009: 26).
Uno juga mengungkapkan proses bermain peran ini dapat memberikan contoh kehidupan perilaku manusia yang berguna sebagai sarana bagi siswa untuk menggali perasaannya; memperoleh inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai dan persepsinya; mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah; mendalami mata pelajaran dengan berbagai cara.
Pembelajaran role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa (Hamdani, 2011: 87). Pengembangan imajinasi dan penghayatan itu dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Metode ini banyak melibatkan siswa dan membuat siswa senang belajar serta mempunyai nilai tambah. Yaitu pertama menjamin partisipasi seluruh siswa dan memberi kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuannya dalam bekerja sama hingga berhasil. Kedua permainan merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa.
Berikut langkah-langkah dalam penggunaan model bermain peran (the role playing model), yaitu pemanasan (warming up). Dalam tahap ini, guru berupaya memperkenalkan siswa pada permasalahan. Selanjutnya memilih partisipan. Siswa dan guru membahas karakter dari setiap pemain dan menentukan siapa yang akan memainkannya. Menyiapkan pengamat (observer). Guru menunjuk beberapa siswa sebagai pengamat. Lalu menata panggung. Guru mendiskusikan dengan siswa dimana dan bagaimana peran itu akan dimainkan. Apa saja kebutuhan yang diperlukan. Dilanjutkan memainkan peran (manggung). Permainan peran dilaksanakan secara spontan.
Lalu diskusi dan evaluasi. Guru bersama siswa mendiskusikan permainan dan melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan. Memainkan peran ulang (manggung ulang). Kemudian diskusi dan evaluasi kedua. Berbagi pengalaman dan kesimpulan. Siswa diajak berbagi pengalaman tentang tema permainan peran yang telah dilakukan dan dilanjutkan membuat kesimpulan.
Misalnya siswa akan berbagi pengalaman tentang bagaimana menjadi pembeli yang sedang menawar barang dengan harga yang belum diketahui harga jualnya tetapi ia menawar dengan harga yang tidak realistis. Kemudian guru membahas bagaimana sebaiknya menghadapi situasi tersebut. Seandainya jadi penjual, sikap seperti apa yang sebaiknya dilakukan.
Berdasarkan pembahasan di atas, disimpulkan penerapan metode pembelajaran role playing (bermain peran) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Permintaan Penawaran Pasar dan Harga kelas VII di SMP Negeri 28 Semarang. Hal ini terlihat partisipasi dan kemauan siswa untuk ikut bermain peran dalam proses pembelajaran dan dalam menerima materi pelajaran. (ips2/lis)
Guru IPS SMP Negeri 28 Semarang