RADARSEMARANG.COM, GOOGLE Classroom merupakan aplikasi yang memungkinkan terciptanya ruang kelas di dunia maya. Bisa menjadi sarana distribusi tugas, submit tugas, bahkan menilai tugas-tugas yang dikumpulkan (Herman, 2014). Aplikasi ini dapat membantu memudahkan guru dan siswa dalam melaksanakan proses belajar dengan lebih mendalam. Siswa maupun guru dapat mengumpulkan tugas, mendistribusikan tugas, menilai tugas di rumah atau dimanapun tanpa terikat batas waktu atau jam pelajaran.
Syarat mutlak dalam mengaplikasikan google classroom yaitu membutuhkan akses internet yang mumpuni. Aplikasi ini dapat digunakan siapa saja yang tergabung dengan kelas tersebut, yaitu kelas yang didesain oleh guru sesuai dengan kelas sesungguhnya atau kelas nyata di sekolah. Misalnya kelas IX SMP Negeri 15 Surakarta pada mata pelajaran IPS. Rancangan kelas yang mengaplikasikan google classroom sesungguhnya ramah lingkungan. Karena siswa tidak menggunakan kertas dalam mengumpulkan tugasnya.
Aplikasi ini dapat digunakan seluruh guru mata pelajaran dan di setiap jenjang pendidikan. Terdapat syarat utama untuk menerapkan aplikasi ini yaitu semua anggota kelas harus memiliki handphone pribadi. Mengimplementasikan google classroom pada mata pelajaran IPS bertujuan melatih siswa berpikir kritis terhadap fenomena kekinian. Langkah yang penulis lakukan ada dua sesi. Sesi pertama, pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas atau kelas nyata. Sesi kedua, pada kelas dunia maya dengan mengaplikasikan google classroom.
Sesi pertama (Proses Pembelajaran di Kelas Nyata) meliputi, pendahuluan: guru mengucapkan salam, membaca doa, menanyakan kabar kepada siswa, mengecek kehadiran siswa, dan memberikan apersepsi terhadap materi pelajaran pertemuan sebelumnya. Kegiatan Inti: guru menyampaikan materi berdasarkan skenario dan rencana pembelajaran (RPP). Setelah diberikan pemahaman awal, siswa diberi tayangan berupa video pembelajaran. Langkah selanjutnya, siswa diminta membentuk kelompok secara berpasangan terdiri atas dua orang untuk menganalisis dan mendiskusikan video yang ditayangkan.
Pada saat satu kelompok memaparkan hasil diskusinya di depan kelas, satu atau dua siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan menanggapi. Guru bertindak sebagai fasilitator. Setelah beberapa siswa menyampaikan argumentasi, guru memberikan penjelasan yang dikaitkan dengan video yang ditayangkan. Kegiatan ini bertujuan mensinergikan teori dengan kenyataan.
Kegiatan penutup: siswa bersama guru merefleksi materi pembelajaran yang berlangsung. Setelah kegiatan refleksi dilaksanakan guru menyampaikan pendalaman materi, tugas, dan materi pada pertemuan berikutnya diakses melalui google classroom. Proses pembelajaran diakhiri doa dan salam.
Sesi kedua, pendalaman materi (proses pembelajaran dunia maya) dilaksanakan setelah guru menyampaikan informasi melalui laman tugas berupa petunjuk yang ditawarkan kepada siswa, siswa diperkenankan mengunggah video yang terkait dengan materi pelajaran.
Dengan ketentuan dua siswa yang tercepat merespons dan mengunggah video, maka video tersebutlah yang berhak dijadikan materi bahan diskusi kelas. Dan siswa tersebut berhak mendapatkan sebuah bintang tanda keberhasilan pembelajaran. Bintang tersebut ditukar dengan poin untuk menambah nilai mata pelajaran IPS.
Setelah video terunggah, guru memberikan kesempatan seluruh siswa berdiskusi pada laman tugas, guru menjadi fasilitator. Forum diskusi ini dengan batas waktu seminggu. Kegiatan berikutnya, guru memberikan penilaian kepada siswa berupa skor.
Siswa dapat melihat langsung penilaian yang diberikan guru. Siswa yang tidak berpartisipasi dalam kelas dunia maya, tidak berhak mendapatkan nilai mandiri. Aktivitas berikutnya, guru menyampaikan pesan kepada siswa tentang materi pada pertemuan berikutnya. (rs2/ida)
Guru IPS SMPN 15 Surakarta