27 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Puzzle Pecahan Tingkatkan Pemahaman Materi Pecahan saat PJJ

Oleh : Ratna Dewi Ekawati, S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Di masa pandemi Covid-19, siswa diwajibkan belajar di rumah melalui kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Selama belajar di rumah guru tetap diwajibkan memberikan bimbingan secara online.

Pembimbingan yang dilakukan bisa dengan e-controling dari setiap tugas yang diberikan. Tentu guru harus memiliki strategi agar mampu menggerakkan siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan yang bertujuan agar siswa mampu memahami materi dengan baik.

Namun seringkali siswa mengalami kejenuhan dalam PJJ. Ini terlihat dari siswa kelas 4 SDN Sidoagung 2, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang mata pelajaran matematika materi pecahan. Akibat kejenuhan dan kesulitan siswa dalam belajar, capaian prestasi di bawah batas KKM kelas sebesar 75.

Hal ini menjadi tantangan bagi guru untuk mencari metode belajar yang dapat meningkatkan minat belajar siswa dan memahami materi pecahan. Pada materi kelas 4 Sekolah Dasar (SD) siswa telah dikenalkan dengan bilangan pecahan.

Namun terkadang siswa kesulitan memahami bilangan pecahan. Maka, penulis berusaha merancang metode pembelajaran bermakna atau yang dikenal meaningfull learning. Teori belajar menurut Ausuebel (dalam http://rudy-unesa.blogspot.com/2011/02/pembelajaran-bermakna-meaningfull.htm diakses pada Selasa, 28 September 2021) yakni pelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi atau materi baru dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif adalah fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa. Mengaitkan konsep pada bilangan pecahan dengan kehidupan nyata dapat membuat pemahaman siswa tentang bilangan pecahan menjadi lebih baik.

Pokok bahasan pecahan mulai diperkenalkan pada siswa SD kelas 3, dengan materi pengenalan pecahan, membandingkan pecahan, dan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama. Sehingga pada kelas berikutnya yaitu kelas 4, 5 dan 6 materi pecahan ini mengalami pendalaman materi.

Jika masalah pemahaman konsep tentang pecahan ini, terutama pada operasi hitung pecahan, tidak kita cari solusi sejak dini. Sudah dapat dipastikan bahwa selamanya siswa akan mengalami miskonsepsi tentang pecahan. Pengalaman belajar dengan benda-benda konkret yang dimiliki dan dikenal siswa akan sangat membantu dalam mendasari pemahaman konsep-konsep yang abstrak. Oleh karena itu benda-benda nyata dan benda-benda yang dimanipulasi akan sangat membantu siswa pada tingkat SD dalam belajar matematika.

Penulis mencoba menggunakan puzzle pecahan yang dirancang sebagai sebuah media pembelajaran. Puzzle pecahan merupakan benda-benda media belajar yang dimanipulasi untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak dari nilai suatu pecahan. Dalam hal ini penulis memanfaatkan kardus-kardus bekas yang diberi warna.
Misal diawali dari puzzle warna merah yang bernilai 1, dilanjutkan pengenalan puzzle warna biru yang masing-masing bagian bernilai.

Selanjutnya puzzle warna hijau yang masing-masing bagian bernilai, Kemudian puzzle warna coklat yang masing-masing bagian bernilai. Berikutnya puzzle warna kuning masing-masing bernilai, dan terakhir puzzle warna abu-abu yang masing-masing bagian bernilai.

Semua puzzle ini selanjutnya digunakan untuk memahami berbagai kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa pada kurikulum sekolah dasar. Kolaborasi serta kerja sama antara guru dan orang tua juga sangat diperlukan dalam menggunakan metode ini. Penggunaan media puzlle pecahan saat PJJ ini dinilai sangat membantu orang tua untuk membimbing anak dalam belajar materi pecahan. (ms1/lis)

Guru di SDN Sidoagung 2 Kec. Tempuran, Kabupaten. Magelang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya