RADARSEMARANG.COM, Pandemi Covid-19 belum juga berakhir, malah angka kematian yang disebabkan oleh virus ini pada pertengahan bulan Juni kian melonjak dan menembus 2 juta orang. Hal ini mengakibatkan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang tadinya akan dilaksanakan menjadi tertunda kembali.
Aktivitas belajar mengajar kembali dilakukan dengan model pembelajaran jarak jauh (PJJ) menerapkan sistem belajar daring (dalam jaringan). Pada kenyataannya melalui pengamatan bersama yang dilakukan oleh guru dan orang tua, siswa kelas VI SDN Butuh 1 Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang mengalami kejenuhan dalam belajar.
Akibatnya capaian prestasi belajar siswa menjadi rendah (di bawah KKM). Dalam hal ini nilai aspek keterampilan pada materi Perkembangbiakan Tumbuhan Secara Vegetatif Buatan. Hal ini menjadi tantangan bagi guru untuk mencari metode belajar yang dapat meningkatkan minat belajar siswa agar kejenuhan mereka berkurang.
Berdasarkan pertimbangan tersebut penulis mencoba melakukan penelitian menggunakan metode Project Based Learning (pembelajaran berbasis proyek) atau biasa kita kenal dengan sebutan PjBL. Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Menurut Priyatni (2014: 122-123), project based learning atau pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. Siswa secara konstruktif melakukan pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan.
Tujuan pembelajaran model ini, antara lain meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah proyek, memperoleh pengetahuan dan keterampilan siswa dalam mengelola bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek. Meningkatkan kolaborasi siswa khususnya PjBL yang bersifat kelompok.
Sebagai salah satu model pembelajaran dalam pendekatan saintifik, project based learning sangatlah cocok apabila diterapkan pada muatan pelajaran IPA materi Perkembangbiakan Tumbuhan Secara Vegetatif Buatan. Hal ini akan dapat membantu siswa dalam mencapai nilai kompetensi keterampilan. Pada awal proses PjBL penulis memberikan pertanyaan atau permasalahan, dalam hal ini memberikan tugas kepada siswa untuk mencangkok tanaman berkayu yang ada di lingkungan rumah siswa.
Guru memberikan langkah-langkah dalam kegiatan mencangkok melalui aplikasi WAG. Kemudian siswa diminta mendesain perencanaan solusi dari permasalahan/ tugas tersebut. Setelah itu siswa membuat jadwal pembuatan, dimana guru selalu dapat memantau keaktifan siswa melalui WAG. PjBL pada muatan pelajaran IPA berfokus pada masalah yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
Disesuaikan dengan materi pembelajaran. Kemudian siswa melakukan penyelidikan konstruktif atau perancangan solusi dari permasalahan tersebut. Siswa dapat berkolaborasi dengan temannya atau melakukan kerja mandiri untuk menciptakan produk hasil akhir dari solusi yang dibuat siswa. Siswa dapat berkreasi sendiri dalam pembuatan hasil akhir dari proyek yang sudah mereka teliti.
Akhirnya diharapkan siswa mampu untuk memahami cara mencangkok yang benar agar dihasilkan produk yang berkualitas yang layak jual. Selain menambah nilai pengetahuan dan keterampilan diharapkan PjBL dapat meningkatkan life skill siswa.
Diharapkan pada masa yang akan datang siswa akan terbiasa dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari- hari. Hal ini akan lebih mudah dimengerti oleh siswa jika dilakukan dengan contoh-contoh konkret yang dialami melalui praktik sendiri. Siswa akan menemukan konsep baru melalui kegiatan sains itu. Praktik langsung dengan menghasilkan produk, dapat meminimalisir kejenuhan siswa dalam sistem pembelajaran yang saat ini dilakukan. (ms1/lis)
Guru di SDN Butuh 1, Kec. Kaliangkrik, Kabupaten Magelang