RADARSEMARANG.COM, Dalam pembelajaran terdapat faktor penentu yang saling berhubungan yang secara sistemik menyangkut kemampuan guru dalam penguasaan materi, keterampilan dalam menggunakan berbagai pendekatan, dan proses pemberian kesempatan siswa untuk belajar secara individu maupun kelompok (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003).
Pembelajaran IPA tidak bisa dengan cara siswa menghafal atau pasif mendengarkan guru menjelaskan konsep. Namun siswa sendiri yang harus praktik secara langsung melalui percobaan, pengamatan maupun bereksperimen secara aktif. Jadi dalam proses pembelajaran harus melibatkan proses mental siswa, bukan hanya mendengar, mencatat dan melihat namun terjadi aktivitas berpikir.
Realita yang terjadi, guru tidak membawa siswa ke dunia nyata hanya menjelaskan dan menjabarkan suatu teori, tidak menggunakan metode mengajar yang menyenangkan, yang akhirnya pembelajaran tidak efektif . Alternatif solusi yang diterapkan di SD Negeri Demaan, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara pada pembelajaran IPA dengan materi perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan yaitu mencangkok dengan menerapkan model Projec Based Learning ( PJBL).
Menurut Fathurrohman (2016:119) PBJL adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. PJBL sangat efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran yang membutuhkan praktik secara langsung, guru aktif memantau kegiatan belajar siswa serta memberi umpan balik, dan siswa kreatif merancang atau membuat sesuatu yang baru bagi dirinya.
Dengan PJBL dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa, mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan, memberikan pengalaman dalam mengorganisasi proyek, menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan siswa secara kompleks untuk berkembang sesuai dengan dunia nyata yang membuat belajar menjadi menyenangkan.
Langkah-langkah model PJBL menurut Widiarso (2016: 184) yang dapat diterapkan pada praktik mencangkok yaitu pertama, penentuan pertanyaan mendasar. Pembelajaran dimulai dengan memberi penugasan kepada siswa untuk praktik mencangkok dengan menayangkan sebuah video tutorial cara mencangkok.
Kedua, mendesain perencanaan proyek. Perencanaan berisi tentang teknik penugasan dan mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek. Ketiga, menyusun jadwal. Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek dengan menentukan alokasi dan batas waktu akhir untuk menyelesaikan proyek, membuat rencana kerja pelaksanaan praktik mencangkok.
Keempat, memonitor siswa dan kemajuan proyek. Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Kalau dikerjakan di rumah, untuk mempermudah proses monitoring, siswa merekam melalui video selama proses mencangkok dan setiap harinya memfoto perkembangannya.
Kelima, menguji hasil yaitu siswa membawa hasil cangkokannya untuk dievaluasi dan diberi penilaian serta memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa.
Keenam, mengevaluasi pengalaman. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Yang perlu diperhatikan dalam PJBL adalah guru selalu membimbing dan mendorong siswa agar menyelesaikan proyek tepat waktu sesuai jadwal.
Pembelajaran IPA yang efektif adalah pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan berorientasi pada aktivitas siswa dengan menekankan pada keterampilan IPA melalui mengamati, menilai, meneliti, menganalisis, berdasarkan data hasil pengamatan.
Pembelajaran yang berorientasi pada siswa melakukan pembelajaran secara mandiri dan berkreasi secara bebas maka siswa akan merasa senang dan bersemangat yang menjadikan pembelajaran jadi efektif. (fkp1/lis)
Guru Kelas VI SD Negeri Demaan, Kec. Jepara, Kabupaten Jepara
