RADARSEMARANG.COM, Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan proses mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya sehingga menimbulkan perubahan dalam dirinya yang berguna dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2015: 79).
Sekolah sebagai lembaga pendidikan idealnya harus mampu melakukan proses edukasi (pendidikan), sosialisasi, dan transformasi. Dengan kata lain, sekolah yang bermutu adalah sekolah yang mampu berperan sebagai proses edukasi, sosialisasi, dan transformasi.
Standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pendidikan di negara kita Indonesia selalu meningkat. Maka harus diimbangi dengan pengoptimalan guru dalam mengajar dan penggunaan strategi belajar mengajar yang sesuai. Tetapi masih banyak guru yang hanya menggunakan metode ceramah atau konvensional. Metode konvensional/ceramah memang metode yang dianggap paling mudah diterapkan dalam pembelajaran karena guru mudah mengamati siswa dalam belajar, sedangkan siswa duduk manis mendengarkan penjelasan guru. Tetapi dengan metode ceramah ini, guru tidak dapat mengetahui seberapa paham siswa dalam memahami materi yang telah disampaikan oleh guru.
Dalam proses pembelajaran banyak kendala yang mempengaruhi berjalannya pembelajaran. Di antaranya siswa kurang memperhatikan penjelasan guru dan terkadang siswa gaduh pada setiap pembelajaran. Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kurang menyenangkan seperti ceramah dan monoton dalam mengajar. Sehingga siswa tidak tertarik mengikuti pelajaran, dan kurangnya kesadaran siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Bertolak dari permasalahan di atas, maka perlu metode pembelajaran yang tepat untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas. Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah NHT (Numbered Heads Together). Suatu metode pembelajaran yang mengedepankan pada aktivitas dalam mencari, mengolah, dan memecahkan masalah secara bersama-sama dalam kelompok dan hasilnya dipresentasikan di depan kelas. Metode NHT adalah bagian dari metode kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Masing-masing kelompok diberi nomor, guru memberikan tugas/pertanyaan dan masing-masing kelompok mengerjakannya. Kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut, guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompok mereka (Huda:2011).
Kelebihan dari metode kooperatif tipe NHT di antaranya menjadikan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan. Terjalin komunikasi dua arah antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru. Membuat siswa lebih aktif, siswa dapat belajar dari temannya dan guru untuk membangun keterampilan sosial, melatih siswa untuk berani menjawab pertanyaan, mengambil kesimpulan maupun menyampaikan ide atau gagasannya, serta meningkatkan sifat kritis siswa (Slavin:2009).
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pembelajaran biologi diterapkan pada pokok bahasan sistem koordinasi, pokok bahasan yang kompleks dan dianggap rumit, sehingga selama ini hasil belajar siswa rendah. Di kelas XI SMAN 1 Temanggung pembelajaran kooperatif tipe NHT mendapat respons positif dari siswa. Siswa belajar dengan rajin dan semangat.
Mereka aktif dalam setiap fase pembelajaran yang difasilitasi guru. Hal ini membuat siswa asyik dan tertarik pembelajaran. Karena terlibat langsung untuk memperoleh ilmu yang mereka butuhkan. Sehingga proses belajar semakin bermakna dan dengan metode NHT hasil penilaian harian sistem koordinasi menjadi naik/meningkat. (dd2/lis)
Guru Biologi SMAN 1 Temanggung