RADARSEMARANG.COM, Cita-cita merupakan impian setiap peserta didik. Walaupun di masa pandemi seperti sekarang belajar merupakan hal sangat penting dan kewajiban bagi peserta didik. Belajar adalah jalan satu-satunya untuk dapat meraih cita-cita.
Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku atau penampilan sebagai hasil praktik Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S Winataputra (1995 : 2). Belajar dari rumah (BDR) maupun pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah suatu usaha agar tetap belajar walaupun dalam situasi pandemi Covid-19.
Belajar adalah suatu kegiatan individu yang mana merupakan rangsangan-rangsangan individu untuk dapat menunjukkan dirinya bahwa ternyata ada kemampuan tersendiri dari individu tersebut. Untuk itu perlu ada pengaturan waktu yang tepat agar dalam belajar sesuai kemampuan diri sendiri.
Waktu diatur sebaik mungkin oleh dirinya sendiri sehingga mampu bangun tidur pada dini hari. Misalnya jam 03.30 menit, manfaatkan waktu yang hening itu untuk belajar dan berdoa. Memohon kepada Allah agar apa yang dicita-citakan dapat terwujud dan itu dilaksanakan secara terus menerus secara rutin. Setelah belajar dan berdoa, menjalankan salat subuh. Hendaknya berjamaah baik di masjid maupun musala terdekat.
Setelah itu, gunakan waktu sebaik mungkin membantu orang tua di rumah. Pada jam 06.00 siap-siap untuk belajar secara formal baik itu melalui PJJ maupun BDR. Hal-hal seperti itu merupakan upaya mendisiplinkan diri demi meraih cita-cita. Rutinitas atau kebiasaan yang dilakukan oleh peserta didik adalah cermin untuk kedisiplinan diri sendiri.
Begitu pula setelah proses pembelajaran selesai, gunakan waktu semaksimal mungkin untuk hal-hal yang bermanfaat. Sebagai contoh di saat sore hari memanfaatkan waktu berolah raga, membantu orang tua belajar secara mandiri dan lain sebagainya.
Dengan mengatur waktu yang baik niscaya cita-cita akan dapat terwujud. Mulai dari bangun tidur dan akan tidur kembali selalu memanfaatkan waktunya dengan sedisiplin mungkin pasti segala yang dicita-citakan akan terwujud.
Di samping itu nasib juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam perjalanan kehidupan manusia. Untuk itu dengan diawali berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa.
Motivasi belajar dan selalu menjaga kedisiplinan setiap saat akan berbuah hasil yang bermanfaat untuk masa depan yang dicita-citakan.
Ada doa, belajar, dan upaya untuk menjadi pribadi yang baik sebagai seorang peserta didik yang berkarakter tentunya akan menjadi pilihan tersendiri baik bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain.
Namun kenyataannya ada peserta didik yang tidak mau disiplin. Belajar semau gue sehingga menjadi pekerjaan tersendiri bagi guru Bimbingan Konseling (BK). Apalagi di masa pandemi Covid-19 peranan guru BK sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Ini adalah tantangan tersendiri bagi guru BK bagaimana upaya untuk bisa menaklukan seorang peserta didik yang malas dan enggan mengikuti pembelajaran di saat pandemi.
Kunjungan rumah atau home visit harus diterapkan dalam menangani masalah tersebut. Dengan upaya ini biasanya ada efek jera dari peserta didik yang malas. Bertemu dengan orang tua dan peserta didik di rumah merupkan hal yang sangat luar biasa.
Dengan bertemu orang tua dan peserta didik sekaligus adalah upaya pembelajaran secara langsung untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi peserta didik. Guru BK dan orang tua mempunyai peran aktif untuk dapat mewujudkan cita-cita peserta didik. Apakah berhasil atau tidak, hanya kemampuan seorang guru BK dan orang tua berkolaborasi untuk menyelesaikan bersama.
Harapannya peserta didik dapat menyelesaikan pendidikannya dengan baik dan menghasilkan yang terbaik pula. Sehingga peserta didik dapat menikmati hasil pendidikan semaksimal mungkin. Dapat tercapai yang dicita-citakan. Tidak mengecewakan orang tua dan mampu menjadi contoh bagi masyarakat di sekitarnya. (ms1/lis)
Guru Bimbingan Konseling SMAN 1 Kesesi, Kabupaten Pekalongan
