30 C
Semarang
Wednesday, 16 April 2025

Mengasah Penalaran Siswa dengan Pembelajaran Berbasis CT

Oleh : Agustina Dwi Saputri, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran matematika di SMP merupakan tantangan besar bagi guru. Karena berisi pembelajaran materi pada pendidikan dasar. Guru memiliki tanggung jawab mengantar peserta didiknya memiliki kemampuan matematika dasar yang baik, sehingga dapat dimanfaatkan untuk belajar di tingkat selanjutnya.

Salah satu indikator suksesnya proses pembelajaran adalah peserta didik memahami dengan baik konsep materi yang diajarkan dan bermuara pada meningkatnya hasil belajar peserta didik. Selain peningkatan hasil belajar, peserta didik juga hendaknya dapat menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Computational thinking (CT) adalah kemampuan berpikir spesifik yang meliputi beberapa pilar. Yaitu kemampuan pemecahan masalah, abstraksi, dekomposisi, menemukan pola, penalaran, dan membuat algoritma. Jika dihubungkan dengan matematika, kemampuan ini menunjukkan bahwa peserta didik tidak hanya memahami matematika secara konseptual, tapi juga mengajak peserta didik berpikir matematika realistis yang ditemui ataupun dipraktikkan dalam kehidupan nyata.

Sebelumnya penulis mencoba menguji kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah sehari-hari dengan persoalan sederhana yang berkaitan dengan penerapan konsep-konsep matematika yang sudah dipelajari. Yaitu materi himpunan yang diajarkan di kelas 7. Ternyata hasil yang diperoleh di bawah perkiraan, yaitu hanya 20 persen soal yang bisa dipecahkan.

Kebanyakan peserta didik mengeluh kesulitan. Karena soal yang dikerjakan tidak seperti yang biasa mereka hadapi. Banyak stimulus yang harus mereka pahami sebagai bahan untuk menyelesaikan masalah. Selain itu juga waktu yang terbatas sehingga penyelesaian yang dilakukan cenderung asal-asalan.

Berdasarkan pengalaman guru dalam mengajar peserta didik kelas VII di SMPN 28 Semarang, kemampuan pemecahan masalah yang berkaitan dengan penerapan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari peserta didik memang masih kurang. Namun, hasil yang demikian sangat di luar perkiraan. Materi himpunan pada pembelajaran matematika kelas VII semester 1, merupakan materi yang dekat dengan permasalahan sehari-hari.

Guru tidak terlalu kesulitan untuk mengaitkannya dengan kehidupan nyata. Peserta didik pun tidak asing dengan permasalahan yang disajikan, karena berhubungan dengan keseharian mereka. Namun dari tes yang diberikan peserta didik mengalami kesulitan dalam menerapkan konsep materi yang telah dipelajari untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Fenomena ini menunjukkan kemampuan penalaran dan komunikasi matematika peserta didik yang masih kurang. Selain itu menunjukkan literasi peserta didik rendah.

Strategi untuk pemecahan masalah yang dilakukan adalah menyusun pembelajaran dengan berbasis computational thinking skill. Dengan pembelajaran tersebut diharapkan peserta didik terasah kemampuan berpikirnya. Terbangun proses berpikir untuk memecahkan suatu masalah dengan lebih tepat dan efektif. Strategi yang lain adalah membuat atau memperbanyak soal-soal yang berbasis pada computational thinking, sehingga peserta didik terbiasa untuk berpikir kritis dan kreatif.

Pembelajaran ini sintaksnya menggunakan sintaks PBL atau pembelajaran berbasis masalah. Hanya saja permasalahan yang disajikan banyak memakai stimulus. Selain itu juga soal yang disajikan adalah soal yang berbasis soal HOTS, yang mengandung penalaran yang merangsang proses berpikir peserta didik. Hal ini perlu pembiasaan. Baik bagi guru maupun peserta didik yang terbiasa dengan soal yang memiliki satu atau dua langkah penyelesaian. Pada prosesnya juga perlu peran guru dalam memotivasi peserta didiknya supaya gigih dan pantang menyerah dalam menemukan solusi permasalahn yang dihadapi. (ips1/lis)

Guru Matematika SMPN 28 Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya