RADARSEMARANG.COM, Pendidikan jasmani merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang melibatkan aktivitas jasmani yang dapat menghasilkan perubahan baik dalam hal fisik, mental maupun emosional seseorang. Supandi (2009 : 167) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu aktivitas gerak dengan menggunakan keterampilan motorik, dan pengetahuan sehingga mencapai tujuan pendidikan jasmani.
Melalui pendidikan jasmani murid bebas untuk beraktivitas gerak, murid akan memiliki kebiasaan hidup sehat, dan murid dapat lebih mudah untuk mengembangkan keterampilannya.
Pendidikan jasmani dapat dikatakan salah satu cara yang tepat untuk mengenal berbagai macam karakter anak. Proses belajar dapat diketahui melalui perilaku murid, perilaku belajar tersebut dapat dikatakan sebagai respons murid terhadap pembelajaran yang telah guru berikan.
Menurut Mulyanto (2014 : 1) beIajar dilaksanakn di antara murid dengan pengajar itu sendiri yang bertugas menjadi faisilitator dalam lingkungan yang sengaja diciptakan dengan bertujuan agar kondusif.
Bola voli merupakan salah satu bagian dari cabang olahraga yang berada dalam salah satu materi yang diajarkan dalam Pendidikan Jasmani, karena dalam permainan bola voli melibatkan gerakan yang berulang-ulang dan terstruktur. Dengan bermain bola voli, pemain melakukan aktivitas gerak yang membutuhkan kelincahan, koordinasi, kecepatan, kekuatan dan daya tahan tubuh yang kuat.
Stipkov (2016 : 104) mengemukakan bahwa bola voli merupakan permainan olahraga yang dinamis dengan lompatan vertikal, pukulan yang kuat pada bola. Serta start dan stop secara tiba-tiba dengan perubahan arah gerak yang sering.
Pada materi bola voli, pembelajaran yang berlangsung pada siswa kelas V SDN 2 Sojomerto, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal belum dapat berjalan lancar dan efektif. Siswa belum dapat menerapkan kemahiran gerak dan teknik dasar permainan bola voli; masih jarang yang dapat melakukan servis, passing bawah, passing atas, apalagi smash.
Terdapat beberapa kendala yang menyebabkan siswa kelas V SDN 2 Sojomerto belum dapat menerapkan teknik dasar ke dalam permainan bola voli yang sesungguhnya. Oleh karena itu, agar motivasi siswa terus meningkat dan akan berpengaruh pada efektifitas pembelajaran bola voli diperlukan sebuah perencanaan, strategi dan inovasi baru dalam proses pembelajarannya.
Segala aturan dan perlengkapan permainan dapat dimodifikasi untuk memastikan bahwa setiap siswa mampu bermain dan memiliki wawasan yang memadai tentang bentuk permainan yang dilakukannya.
Tujuan utama dari pendekatan bermain dalam pembelajaran bola voli adalah meningkatkan pemahanan siswa terhadap konsep bermain dan sekaligus meningkatkan performa di lapangan. Pendekatan bermain telah terbukti dapat meningkatkan hasil pembelajaran bola voli pada siswa SD (Pujiyanto, 2005). Dengan memodifikasi ketinggian net, hasil pembelajaran servis lebih baik jika dibandingkan dengan yang menggunakan ketinggian net tetap (Yusuf, 2002).
Berdasarkan analisa selama proses pembelajaran, aktivitas murid dalam pembelajaran bola voli melalui metode pendekatan bermain mengalami peningkatan. Pada data awal aktivitas siswa yang mendapat kategori baik sebanyak satu siswa (4,16%), kemudian 10 siswa (41,66%) yang mendapat kategori baik dan 13 siswa (54,16%) yang mendapat kategori cukup.
Setelah diberikan pembelajaran bola voli melalui metode pendekatan bermain, aktivitas siswa yang mendapat kategori baik sebanyak 18 siswa (69,23%), delapan siswa (30,77%) mendapat kategori cukup.
Melalui metode pendekatan bermain terbukti dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran bola voli pada siswa kelas V SDN 2 Sojomerto, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal. Hal itu dapat dilihat dari hasil perencanaan, pelaksanaan, aktivitas murid dan hasil tes belajar siswa mengenai gerak dan teknik dasar permainan bola voli mengalami peningkatan sehingga tercapai ketuntasan pada pembelajaran bola voli. (ips2/ton)
Guru PJOK SDN 2 Sojomerto
