RADARSEMARANG.COM, Covid belum benar-benar hilang dari muka bumi. Namun dari perkembangannya, menunjukkan progress positif. Yaitu penurunan angka penyebaran Covid. Di SMA Negeri 2 Mranggen, Kabupaten Demak yang sudah berada pada level 2 memungkinkan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Dalam mempersiapkan PTM terbatas ini, sekolah, guru dan tenaga kependidikan hingga peserta didik harus memenuhi persyaratan yang ditentukan. Syarat utama yang sesuai dengan aturan pemerintah adalah guru harus sudah divaksin, meskipun belum semua peserta didik divaksin.
Sosialisasi dilakukan sekolah sebelum menyambut PTM dengan membuat video simulasi dan diupload melalui YouTube channel sekolah dan dibagikan kepada para peserta didik untuk diperhatikan dan dipahami dengan baik, dengan harapan menjadi lebih efektif dan meminimalkan masalah.
Guru dan semua warga sekolah, peserta didik maupun orang tua menyambut baik mengenai pelaksanaan PTM. Respons positif semakin bertambah ketika sekolah mengadakan vaksin di sekolah untuk menyongsong PTM terbatas juga bagian dari mensukseskan program pemerintah terkait herd immunity atau kekebalan kelompok.
Pelaksanaan PTM inipun masih terus dipantau dan dievaluasi supaya tidak menimbulkan masalah/ temuan yang berupa klaster baru untuk penyebaran Covid.
Penyediaan sarana yang menunjang prokes tetap dilaksanakan yaitu dengan menyediakan thermogun atau alat cek suhu di depan gerbang sekolah sebelum warga sekolah masuk ke dalam ruangan, termasuk penyediaan handsanitizer di setiap kelas dan setiap ruangan.
Guru diberi fasilitas individu berupa spidol dan penunjang lainnya supaya tidak saling bersentuhan setelah dipakai guru lain. Harapannya ini menjadi lebih aman dan upaya prokes terlaksana dengan baik, selain pemakaian masker dan faceshield. Pada saat mengajar di dalam kelas pun di meja guru ada kaca acrylic sebagai sekat ketika guru berbicara dengan peserta didik.
Terkait pola pengaturan pembelajaran, sekolah telah mempersiapkan dengan pengaturan peserta didik yang hadir ke sekolah berdasarkan kelasnya. Proses belajar mengajar yang dilakukan ini dilakukan dengan terbatas yaitu membagi jadwal kelas-kelas yang harus masuk di hari tersebut. Penerapannya, sesuai level kelas misalkan kelas X, XI dan XII. Maka proses pembelajaran di masa Covid ini pada akhirnya tetap menerapkan kolaborasi model luring (tatap muka) dan daring (dalam jaringan/online) menggunakan aplikasi yang selama ini sudah dipakai oleh sekolah yaitu Chamilo.
Setelah proses belajar mengajar, ada penyemprotan disinfektan di setiap ruangan dan lingkungan sekolah sebagai upaya untuk menciptakan ruangan yang steril. Kegiatan peserta didik ketika sampai di rumah dipantau sehingga setelah dari sekolah tidak pergi ke tempat lain. Pemantauan ini dilakukan oleh wali kelas dengan media WhatsApp, video call ataupun mengirimkan foto.
Beberapa kendala tetap ada di dalam PTM ini, seperti realisasi dalam pengaturan jadwal belajar mengajar juga tetap adanya kekurangan dalam efektifitas penyampaian materi belajar. Mengingat jam belajar juga terbatas sehingga guru dan peserta didik harus siap dengan pembelajaran secara luring dan daring.
Meskipun demikian dengan adanya PTM terbatas ini tetap memberikan manfaat yang positif di dalam interaksi belajar mengajar. Karena tidak hanya secara virtual, namun ada aspek sosial antarpeserta didik dan guru.
Simulasi yang dilakukan memberi sebuah harapan baru, semangat baru “maju terus” dalam melaksanakan PTM secara efektif dan efisien meskipun dalam kondisi yang terbatas di era new normal. Hidup berdampingan dengan Covid dengan tetap “jangan kasih kendor” dalam penerapan prokes di lingkungan sekolah selama pembelajaran tatap muka. (unw2/lis)
Guru SMA Negeri 2 Mranggen, Kabupaten Demak