RADARSEMARANG.COM, Perkembangan zaman yang semakin modern terutama di era globalisasi seperti sekarang menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan.
Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan membantu mengembangkan potensi yang dimiliki siswa melalui proses pembelajaran. Sarana sumber dan tenaga kependidikan merupakan fasilitas yang membantu mendorong dan membimbing siswa dalam pembelajaran guna memperoleh keberhasilan dalam belajar.
Dalam menciptakan suasana belajar yang membuat motivasi siswa untuk lebih semangat dalam belajar, selain diperlukannya kemampuan guru dalam menyampaikan materi dengan menggunakan model pembelajaran, guru juga harus jeli dalam mengamati suasana maupun kondisi saat sebelum pembelajaran dan merancang proses pembelajaran yang lebih aktif.
Menciptakan proses pembelajaran yang aktif meliputi beberapa faktor yang saling berkaitan antara lain dengan penciptaan lingkungan belajar, yaitu suasana kelas, penataan ruang kelas, baik mendesain model pembelajaran yang bervariasi sehingga merangsang aktivitas belajar.
Hal lain yang dapat merangsang kegiatan belajar meliputi cara atau model pembelajaran yang digunakan guru bervariasi sehingga dapat mempertemukan materi pembelajaran dengan situasi tersebut, terkait kepentingan setiap siswa untuk mempelajari materi pembelajaran sehingga terangsang untuk mempelajarinya.
Model belajar Cooperative Script adalah model belajar di mana siswa bekerja secara berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari Slavin (Fuadah, 2010: 19). Cooperative Script adalah model belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian peran sebagai pembaca atau pendengar dalam mengintisarikan bagian-bagian yang dipelajari.
Riyanto (2012:280) menyebutkan langkah-langkah untuk menerapkan Cooperative Script sebagai berikut : Pertama, guru membagi siswa untuk membuat berpasangan. Kedua, guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan. Ketiga, guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. Keempat, pembicara membacakan ringkasannnya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar: menyimak/ mengoreksi/ melengkapi ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya. Kelima, bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. kemudian lakukan seperti kegiatan tersebut. Keenam, merumuskan simpulan bersama-sama siswa dan guru. Ketujuh, penutup.
Pengalaman penulis sebelum masa pandemic telah menerapkan model pembelajaran tematik materi Ayo Selamatkan Tumbuhan dan Hewan ternyata dapat merubah pembiasaan jelek siswa kelas 5 SDN 01 Bebel. Dan telah didapati siswa terlatih pendengarannya dan sekarang lebih teliti.
Harapan penulis ke depan akan menggunakan model Cooperative Script supaya setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya, melatih siswa mengevaluasi hasil diskusi untuk diselesaikan bersama. (ct3/ton)
Guru Kelas V SDN 01 Bebel Kec. Wonokerto Kab. Pekalongan