RADARSEMARANG.COM, Pelajaran bahasa Jawa merupakan salah satu pelajaran krusial yang perlu diajarkan kepada remaja pada saat ini. Tujuan pelajaran bahasa Jawa selain agar siswa lebih mampu mengolah kata dalam bahasa daerah, juga agar siswa terbentuk karakter dan wataknya yang memiliki unggah ungguh (sopan santun) sesuai adat ketimuran Indonesia.
Pelajaran bahasa Jawa tidak hanya semata-mata mengajarkan tentang kata-kata dan ucapan, namun juga mengajarkan banyak hal tentang adat istiadat masyarakat. Di antaranya tentang pakaian adat Jawa masyarakat tengah.
Pembelajaran bahasa Jawa di SMA Negeri 1 Kradenan selama masa pandemi Covid-19 dilaksanakan secara daring, termasuk ketika pembelajaran bahasa Jawa materi pengenalan pakaian adat. Guru pelajaran bahasa Jawa mengenalkan pakaian adat Jawa Tengah dengan meminta siswa secara mencari literatur tentang pakaian adat masyarakat di jawa tengah. Kemudian siswa diminta memperagakan pakaian adat Jawa Tengah dan direkam dalam bentuk video.
Kemudian secara bergantian dipresentasikan pada saat pelajaran bahasa Jawa. Pakaian adat Jawa Tengah yang dipakai yaitu baju jawi jangkep dan kebaya. Baju jawi jangkep dikenakan oleh pria, sedangkan kebaya untuk perempuan. Pakaian adat Jawa Tengah ini sering digunakan untuk acara pernikahan maupun acara adat lainnya. Selain itu juga sering digunakan sebagai busana dalam acara-acara formal penyambutan tamu atau lainnya.
Pada pembelajaran bahasa Jawa, murid putra membuat video dengan menampilkan serta menjelaskan pakaian berupa baju jawi jangkep yang terdiri dari atasan dengan motif bunga di bagian tengah dan beskap di bagian dalam. Beskap terbuat dari bahan tebal dengan warna polos.
Di bagian leher beskap diberi kerah namun tidak berlipat. Warna beskap umumnya gelap, seperti hitam, coklat, dan lainnya. Tetapi kini menyesuaikan acara saat menggunakan beskap. Potongan beskap biasanya asimetris untuk mengantisipasi penyimpanan keris di bagian belakang. Beskap memiliki kancing yang terletak di kanan dan kiri atau hanya dibagian depan saja.
Untuk bawahan, jawi jangkep menggunakan kain jarik panjang yang dililit dari pinggang hingga mata kaki. Keris diselipkan di belakang sebagai makna bahwa manusia harus mampu menolak godaan setan atau godaan jahat. Jawi jangkep dilengkapi dengan blangkon atau penutup kepala yang terbuat dari kain dan sandal selop atau sendak bertutup.
Sedangkan untuk murid putri menampilkan dan menjelaskan pakaian kebaya berbentuk blus sederhana dengan lengan panjang. Kebaya di Jawa Tengah dipadukan dengan batik atau kain panjang yang dilingkarkan mulai dari pinggang hingga mata kaki.
Untuk dalaman kebaya, biasanya menggunakan kemben dan di bagian perutnya dililitkan stagen untuk memperkuat kemben. Stagen ini biasa disebut kain tapih pinjung atau kain jarik bermotif batik. Perempuan yang mengenakan kebaya harus melengkapi busananya dengan sanggul. Sanggul merupakan konde atau rambut yang digulung rapi kemudian dikencangkan dengan tusuk konde atau hiasan lainnya. Aksesori lain yang dikenakan seperti cincin, kalung, gelang, dan anting. Tidak lupa juga menggunakan sandal selop atau sandal tertutup perempuan.
Berikutnya setelah siswa mempraktikkan penggunaan pakaian adat Jawa Tengah, guru dapat mengevaluasi hasil video masing-masing siswa. Dengan pembelajaran pakaian adat Jawa Tengah menggunakan penampilan video di SMA Negeri 1 Kradenan ini, siswa tidak hanya belajar tentang bentuk pakaian adat Jawa. Tetapi siswa juga dapat mengenal berbagai nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Sehingga siswa dapat ikut serta melestarikan adat budaya Jawa sebagai warisan leluhur di tanah Jawa. (fkp1/lis)
Guru Bahasa Jawa SMA Negeri 1 Kradenan