RADARSEMARANG.COM, BIOTEKNOLOGI merupakan ilmu terapan yang mempelajari prinsip-prinsip ilmiah dengan menggunakan organisme atau bagian organisme untuk menghasilkan suatu produk secara industri yang digunakan untuk kepentingan manusia. Konten bioteknologi dalam bidang pedagogis penting dibangun dengan pembelajaran yang solid dan instruksional. Materi ini pada mapel biologi yang dipelajari di kelas XII MIPA.
Banyaknya pengangguran yang berasal dari lulusan SMA disebabkan karena lulusan SMA yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, jumlah lapangan pekerjaan yang terbatas dan tidak adanya keterampilan yang dimiliki siswa lulusan SMA untuk dapat hidup mandiri misalnya keterampilan berwirausaha. Sebenarnya dapat ditanggulangi sejak dini melalui pembelajaran di sekolah, upaya penanggulangan tersebut dapat dilakukan dengan merubah pola pikir siswa dari mencari pekerjaan menjadi menciptakan lapangan pekerjaan.
Bioentrepreneurship adalah sebagai suatu bentuk pengembangan dan suatu perangkat pembelajaran yang diharapkan mampu memberikan solusi terhadap kebutuhan peserta didik serta dapat memberikan suatu dorongan kepada peserta didik agar mereka memiliki minat belajar dan kemampuan serta memiliki rasa keberanian, sifat ilmiah, kejujuran, kritis dan ulet. Diharapkan selain siswa belajar mereka juga akan lebih memahami arti dari kehidupan, bahwa hidup bukan hanya sekedar hidup namun hidup perlu juga keterampilan, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya dengan cara berwirausaha.
Guru dapat mendesain modul Biologi berbasis Bioentrepreneurship. Metode ini merupakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan mengaitkan langsung materi pelajaran dengan objek nyata atau fenomena di sekitar kehidupan manusia, sehingga penggunaan perangkat pembelajaran ini memungkinkan peserta didik dapat mempelajari proses pengolahan suatu bahan menjadi produk.
Konsep ini tersusun secara berurutan yaitu fase pertama belajar berbasis pengetahuan atau dasar-dasar dalam entrepreneurship, fase kedua mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh dalam studi kasus, dan fase ketiga adalah pengetahuan diaplikasikan dan pengalaman/pengetahuan diperoleh dari dunia nyata.Pengalaman dari dunia nyata tersebut antara lain melalui pengembangan sumber daya lokal. Fase ketiga berupa pembuatan produk. Dalam hal ini peserta didik haruslah membuat suatu produk bioteknologi berdasarkan ilmu teknis yang dikuasai dan hasil-hasil penelitian yang relevan. Sedangkan fase keempat yaitu sosialisasi dibangun berdasarkan pendapat orang/konsumen.
Pada dasarnya, hakikat pembelajaran sains terdiri atas proses, produk, dan sikap yang menuntut siswa melakukan penemuan dan pemecahan masalah. Sains memiliki fungsi yang sangat strategis karena dapat dipergunakan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan-kemampuan siswa baik aspek kognitif, aspek afektif maupun aspek psikomotor. Jadi bioentrepreneurship menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi kearah pembentukan life skils siswa melalui kurikulum yang terintegrasi yang dikembangkan di sekolah dengan mengkaitkan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam bahan ajar.
Selain itu juga dapat menumbuhkan sikap kreatif dan inovatif dalam mengerjakan sesuatu hal. Hal ini dapat mengarahkan dan membekali peserta didik untuk bisa produktif dan cepat dalam merespon perubahan dan memahami kebutuhan sosial ekonomi masyarakat. Minat wirausaha siswa dapat ditingkatkan melalui proses pendidikan sebagai usaha sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik agar dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan, keterampilan, sikap, kepribadian sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Salah satu cara untuk menumbuhkan kemampuan entrepreneurship pada siswa adalah dengan siswa membuat produk berdasarkan hasil rancangannya dalam waktu yang terbatas (1 bulan), tetapi dalam perjalanannya proses pembuatan produk tersebut dapat berbeda dengan rancangan jika dinilai lebih baik.
Secara umum, produk yang dibuat siswa memiliki kegunaan masing-masing dan dapat menjawab pemecahan masalah dan meningkatkan nilai sumber daya lokal. Sikap wirausaha kepemimpinan (mudah bergaul, mampu menerima saran dan kritikan orang lain), kepercayaan diri serta pengambilan risiko . Hal ini tidak terlepas akibat perlakuan dari fase terakhir atau keempat program ini yaitu sosialisasi, dimana siswa mengumpulkan pandangan masyarakat.
Bioentrepreneurship dapat membuat mereka memiliki sikap wirausaha yang baik, lebih menyadari besarnya kaitan antara bioteknologi dengan kewirausahaan, mampu membuat produk dan mensosialisasikannya, serta dapat meningkatkan minat terhadap bioteknologi. Selain itu dampak dari pembelajaran ini dapat meningkatkan nilai rata-rata peserta didik dari 74 menjadi 83. Dengan demikian pembelajaran bioentrepreneurship dalam materi bioteknologi dapat meningkatkan minat peserta didik untuk mendalami materi tersebut bahkan dapat menerapkannya untuk kesejahteraan manusia. (ips2/zal)
Guru Biologi SMAN 6 Semarang