RADARSEMARANG.COM, HINGGA saat ini pandemi masih belum juga usai dan entah kapan akan berakhir. Kegiatan pembelajaran masih dilakukan secara daring. Walau sudah terdengar kabar bahwa pertemuan tatap muka akan segera dilaksanakan. Namun demikian belajar dari rumah masih menjadi alternatif yang baik agar virus Covid-19 tidak kembali menyebar.
Salah satu kendala yang dihadapi pembelajaran secara daring adalah bagaimana mengoptimalkan kegiatan belajar jarak jauh tanpa tatap muka yang sebagian besar siswa sudah merasa jenuh. Dengan tetap mempertimbangkan dan menyesuaikan materi pembelajaran sebagaimana mestinya. Walaupun pembelajaran daring tidak harus mencapai target kurikulum.
Jika pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa di rumah tentu akan lebih menarik dan bermakna. Selain itu, keberadaan dan aktivitas siswa tetap dalam pengawasan orang tua.
Jika saat pandemi ini berinteraksi dengan dunia luar sangat dibatasi, tentunya akan ada “dunia lain” yang dapat kita ciptakan bersama para siswa. Salah satu yang dapat dilakukan siswa adalah dengan menyajikan hasil karya untuk memperoleh respon baik dari guru maupun teman. Hal paling membahagiakan jika siswa mampu mengapresiasi secara baik karya temannya. Juga membantu melatih ketajaman imajinasi dan kreativitas siswa.
Dalam pembelajaran teks eksposisi kelas X, guru mengajak bertanya jawab dan berdiskusi terhadap teks eksposisi yang disajikan guru. Siswa dan guru bisa mendiskusikan struktur isinya, jenis-jenis, maupun kebahasaannya. Untuk menghindari kejenuhan, guru bisa memberikan contoh teks eksposisi sesuai dengan jenisnya kemudian membahasnya.
Seperti kita ketahui bahwa teks eksposisi merupakan bentuk tulisan yang menjelaskan atau menguraikan suatu ide, pokok pikiran, pendapat, informasi, maupun pengetahuan untuk diserap oleh pembaca tanpa bermaksud memengaruhi. Artinya, kita sekadar menyampaikan pendapat kita agar pembaca tahu. Akan tetapi, hal itu tidak semudah yang kita bayangkan bagi siswa yang belajar secara daring. Hal terpenting yang kita lakukan pertama adalah membuat para siswa tidak beranggapan sulit ketika memberi pendapat, penjelasan kepada pembaca baik secara lisan maupun tulis.
Tahap awal, guru bisa berinovasi memberi contoh teks eksposisi dalam bentuk video chef yang sedang mempraktikkan mengolah bahan masakan. Video yang disajikan mulai dari mempersiapkan bahan, meracik, mengolah, dan menata dalam sajian yang menarik.
Tahap kedua, guru mengajak bertanya jawab dan diskusi kepada siswa berhubungan dengan isi video tersebut. Dan siswa dipersilakan mencatat hal-hal penting yang ditemukan. Tahap ketiga, guru menampilkan video sejenis yang volume suara dimatikan. Kemudian memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan rangkaian urutan kerja sesuai tayangan dengan bahasa siswa sendiri.
Teman-teman lain memberi tanggapan atau melengkapi penjelasan. Tahap empat, siswa diberi tugas membuat video proses pembuatan sesuatu dimulai dari perencanaan, persiapan bahan, pengolahan, dan penyajian yang menarik. Jika video yang dibuat memasak makanan, penyajian diakhiri dengan makan bersama anggota keluarga. Dan tugas dikumpulkan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Selama pembuatan tugas, siswa dipersilakan membangun kerjasama dan menciptakan suasana menyenangkan dengan orang tua dan keluarga di rumah.
Setelah tugas terkumpul, guru menampilkan video hasil kreativitas siswa dalam pembelajaran. Pemilihan video berdasarkan kesepakatan yang ditentukan di kelas daring. Siswa lain memberikan apresiasi atas video yang ditayangkan.
Apresiasi siswa lain bisa berupa tanggapan, kritikan, ataupun solusi. Diakhir pembelajaran siswa lain bisa memberi tanda/gambar “bintang” sebagai penilaian hasil karya teman mereka. Dan aplaus untuk semua siswa yang dengan antusias mengikuti pembelajaran daring. Seperti yang diterapkan di SMAN 9 Semarang. (rs1/zal)
Guru SMAN 9 Semarang