RADARSEMARANG.COM, Hampir 2 tahun ini guru harus mengajar anak-anak melalui daring di rumah yang justru begitu banyak menguras tenaga, waktu, pikiran dan biaya. Fasilisitas IT, kemampuan dan ketrampilan menggunakannya pun sangat dibutuhkan. Yang biasanya guru bisa berhadapan dan berkomunikasi langsung dengan siswa di kelas dan guru bisa mengatasi ketika ada masalah belajar pada siswa.
Baik perihal masalah karakter siswa maupun mata pelajaran IPA itu sendiri. Guru IPA bertugas tidak hanya mengajar mentransfer ilmu tapi juga mendidik atau membentuk karakter agar menjadi generasi yang cerdas/ berilmu, mampu menghadapi tantangan global demi masa depannya dan berakhlak baik.
Beberapa kendala yang dihadapi guru, orangtua, dan peserta didik selama belajar dari rumah (BDR) setidaknya meliputi: 1) Guru mengalami hambatan dalam BDR dan cenderung fokus kepada penuntasan kurikulum. 2) Waktu pembelajaran menjadi berkurang, sehingga guru tidak dapat memenuhi beban jam mengajarnya.
3) Guru mengalami kesulitan komunikasi dengan orangtua sebagai pembimbing peserta didik di rumah. 4) Belum semua orangtua bersedia dan mampu mendampingi anak belajar di rumah karena ada tanggung jawab yang lain seperti urusan kerja, urusan rumah, dan sebagainya. 5) Orangtua mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran dan memotivasi anak saat mendampingi belajar di rumah.
6) Peserta didik mengalami kesulitan untuk konsentrasi dalam belajar dari rumah dan mengeluhkan banyaknya penugasan soal dari guru. 7) Meningkatnya rasa stress dan jenuh akibat isolasi di rumah secara berkelanjutan berpotensi menimbulkan rasa cemas dan depresi bagi anak, akses ke sumber belajar baik disebabkan karena masalah jangkauan listrik atau internet, maupun dana untuk aksesnya.
Guru tidak boleh gagap teknologi. Guru merupakan garda terdepan dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa. Untuk itu sekarang sudah memasuki era revolusi 4.0, maka guru pun dituntut untuk berubah, lebih inovatif dalam mengajar IPA atau memberikan materi ajar kepada anak-anak didiknya. Apalagi guru harus beradaptasi dengan cepat dengan model pembelajaran di rumah ketika masa pandemi Covid-19 ini. Maka guru juga harus memanfaatkan IT dan media online yang bisa digunakan untuk mendukung pembelajaran IPA ketika siswa belajar di rumah.
Strategi guru pembelajaran daring siswa di rumah yaitu : 1) Menguasai ketrampilan IT yang mendukung pembelajaran daring baik dalam proses kegiatan pembelajaran, evaluasi maupun kegiatan review pembelajaran dengan aplikasi yang membuat siswa tertarik dan lebih termotivasi. Media (aplikasi) pembelajaran daring yang bisa digunakan antara lain Zoom (platform video conference), Jitsi Meet (platform video conference), Google meet (platform video conference), Cisco Webex (platform video conference), Google Classroom, Google Form, Quizizz, dan WhatsApp. Guru harus pandai memilih tugas yang cocok dengan tidak banyak membebani siswa ketika belajar di rumah baik dari segi tenaga, waktu dan biaya.
2) Guru IPA harus senantiasa meminta siswa untuk mengirim dokumen tugas setiap pasca pembelajaran daring sebagai bentuk kegiatan refleksi guru terhadap siswa. 3) Guru IPA harus membuat rekap dokumen tugas setiap pascapembelajaran daring sebagai bentuk kegiatan refleksi guru terhadap siswa. 4) Guru IPA harus mempunyai media online untuk sarana pengumpulan tugas siswa berupa email, google form, atau aplikasi yang lainnya.
5) Memanfaatkan media grup whatsaap kelas untuk memberikan tugas kepada siswa, menagih tugas siswa serta refleksi dari tugas siswa. 6) Memanfaatkan media group whatsaap orang tua/wali sebagai partner yang berfungsi untuk memotivasi anaknya dalam pembimbingan pembelajaran daring di rumah. Untuk mengatasi kendala siswa yang malas dan kesulitan dalam mengikuti pembelajaran IPA secara daring. 7) Memberikan bantuan paket kuota internet dan terkendala handphone kepada siswa yang tidak mampu dan membutuhkan. (dd2/ton)
Guru IPA SMP 15 Negeri Surakarta