RADARSEMARANG.COM, Perubahan pola pembelajaran saat ini tampak masif di semua jenjang pendidikan akibat pandemi Covid-19. Sistem pembelajaran online berbasis proyek memberikan banyak kesempatan untuk mengakses bahan ajar oleh warga belajar. Banyak platform dan media online yang dapat diakses melalui internet oleh guru dan siswa.
Beberapa platform gratis yang terbukti efektif dalam mengelola pembelajaran online klasikal antara lain Google Classroom dan Edmondo. Beberapa hal yang menjadi kendala dalam penerapan pembelajaran online antara lain kuota internet yang terbatas serta tenaga pengajar dan siswa yang belum terbiasa dalam menerapkannya.
Sehingga perlu adanya upaya khusus yang lebih masif untuk mengatasi masalah ini, mulai dari setiap individu, dukungan keluarga, lembaga pendidikan, penyedia layanan, dan pemerintah. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat memaksimalkan pembelajaran online adalah pembelajaran berbasis proyek.
Pembelajaran berbasis proyek atau Project Base Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran inovatif yang menerapkan berbagai strategi yang mengarah pada peningkatan keterampilan abad 21. PBL merupakan pendekatan pembelajaran yang dikendalikan oleh siswa melalui bantuan guru. Dalam hal ini, siswa memperoleh pemahamannya melalui pertanyaan-pertanyaan yang dapat menjawab rasa penasaran mereka (Bell, 2010).
Selanjutnya Bell (2010) menjelaskan bahwa siswa menentukan pertanyaan penelitian mereka sendiri kemudian dipandu oleh guru untuk melakukan penelitian, kemudian hasil dari proyek ini dipresentasikan kepada audiens yang sudah ditentukan sebelumnya.
Peta pelaksanaan proyek telah disusun sejak awal untuk memastikan bahwa pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek ini terarah dan sistematis. Adapun rincian kegiatan setiap minggunya disusun sebagai berikut: Minggu I : mengidentifikasi/mengkritisi buku Bahasa Indonesia yang digunakan di sekolah dasar dengan mengacu pada kriteria penilaian buku ajar yang telah disusun dalam kelompok. Minggu II: mendiskusikan rencana revisi buku teks Bahasa Indonesia.
Minggu III: mempelajari teori teori pembelajaran keterampilan menyimak melalui mini presentasi dan diskusi. Minggu IV: mempelajari teori teori pembelajaran keterampilan berbicara melalui mini presentasi dan diskusi. Minggu V: mempelajari teori teori pembelajaran keterampilan membaca melalui mini presentasi dan diskusi. Minggu VI: mempelajari teori teori pembelajaran keterampilan Menulis melalui mini presentasi dan diskusi. Minggu VII: mempelajari beberapa aplikasi untuk membuat buku digital.
Minggu VIII: mempelajari cara membuat lembar kerja siswa. Minggu IX: membuat story board buku digital. Minggu X: mengumpulkan materi untuk pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas tinggi (teks, gambar, audio, video). Minggu XI – XIII: membuat buku digital. Minggu XIV: mempresentasikan buku digital dalam kelompok kecil. Minggu XV: presentasi di depan guru-guru Bahasa Indonesia untuk mendapatkan umpan balik dan masukan. Minggu XVI-XVII: merevisi buku digital berdasarkan masukan dari guru Sekolah Dasar.
Seperti yang penulis lakukan pada siswa kelas III SD Negeri 01 Sumubkidul, melalui PBL siswa mengalami peningkatan dalam menginternalisasi konsep dan keterampilan yang berhubungan dengan mata pelajaran sains, serta memiliki kecenderungan untuk mengingat dan memahami berbagai informasi yang didapatkan melalui pelaksanaan PBL.
Karena siswa terlibat secara langsung dalam pemilihan fokus proyek yang akan dikerjakan, hal ini secara langsung mempengaruhi motivasi intrinsik siswa untuk terus mencari dan menggali informasi dengan sendirinya. Dengan keterlibatan secara aktif dalam PBL ini, siswa pun dapat terus memperdalam pengetahuan mereka dan mempraktekannya dalam pengerjaan proyek tersebut. (gb2/ton)
Guru SD Negeri 01 Sumubkidul, Sragi, Kab. Pekalongan