RADARSEMARANG.COM, Besarnya perhatian masyarakat terhadap Taman Kanak-kanak (TK) menunjukkan kesadaran orang tua akan pentingnya memberikan rangsangan lebih awal pada anak. Untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak terutama dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Sejak tahun 2013, penulis menjadi guru di TK ABA Congkrang dan penulis menemukan beberapa permasalahan yang berhubungan dengan manajemen pengelolaan kelas. Yakni pengelolaan kelas masih tradisional/konvensional, masih kurangnya motivasi guru dalam membimbing anak, dan masih rendahnya prestasi anak yang dicapai.
Hal itu terbukti bahwa sejak sekolah TK ABA Congkrang berdiri pada tahun 1969 sampai tahun 2012 baru mendapatkan 6 piala penghargaan tingkat kecamatan. Oleh karena itu, penulis sangat termotivasi untuk membenahi pengelolaan kelas di sekolah tersebut.
Berdasarkan fakta-fakta yang ada, perlu diupayakan pemecahannya. Salah satu upaya yang penulis lakukan adalah menerapkan “ESSEMMU” sebagai upaya mengelola kelas di TK ABA Congkrang untuk lebih maju dalam meraih prestasi.
“ESSEMMU” adalah Efektif, Senyum, Semangat, dan ber-Mutu yang diterapkan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan.
Sri Esti dalam bukunya Psikologi Pendidikan (2002), mengartikan efektif adalah proses pembelajaran yang mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan, dan mutu serta dapat memberikan perubahan perilaku dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan anak.
Suatu sekolah akan disebut efektif jika terdapat hubungan yang kuat antara apa yang telah dirumuskan untuk dikerjakan dengan hasil-hasil yang dicapai oleh sekolah. Oleh karena itu, penulis mengorganisasi seluruh sumber daya kelas dengan menggunakan prinsip teamwork yang diimplementasikan dalam kesehariannya.
Pertama, agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang materi, program kerja, visi, dan misi maka perlu adanya pendekatan antarguru melalui rapat koordinasi. Kedua, rapat dengan komite dan pengurus secara rutin. Ketiga, mengadakan paguyuban wali murid dengan menyusun program kegiatan. Keempat, mengikutkan siswa dalam kegiatan lomba-lomba. Kelima, mengadakan buku-buku referensi untuk guru dan anak.
Dalam mengelola sekolah maupun pembelajarannya, salah satu kunci kesuksesan di antaranya adalah dengan senyuman, maka penulis menerapkannya di sekolah. Budaya senyum seorang guru sudah harus terlihat saat menyambut anak-anak di depan pintu gerbang, saat pembelajaran, dan di saat apa pun yang membutuhkan senyum. Sehingga mengalirlah energi positif yang akan menjadikan anak merasa gembira dan betah berada di sekolah.
Penulis selalu mengajarkan kepada anak untuk saling simpati dan empati, peduli dengan sesama sehingga apabila ada anak yang sedang bersedih hati akan terhibur. Hal tersebut ternyata sangat efektif untuk membuat semangat belajar di sekolah menjadi meningkat sehingga keinginan dan kecintaan anak pada belajarnya menimbulkan beberapa kemajuan.
Alhasil, prestasi TK ABA Congkrang dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan prestasi dari tahun 2012 sampai sekarang dalam berbagai macam lomba. Juara 1, 2, dan 3 lomba sekolah (TK unggulan Aisyiyah, gebyar karnaval, dan menghias kelas).
Lomba kepala sekolah dan guru (pidato bahasa Jawa, bercerita, mendongeng, senam, guru berprestasi, dan kepala sekolah berprestasi). Lomba anak didik (pildacil, melukis, mewarnai, outbond, Muntilan mencari bakat, lari syahadat, menyanyi, bercerita, adzan, wudhu, dan lain sebagainya).
Akhirnya penulis menyimpulkan, pengelolaan dan penerapan “ESSEMMU” dengan baik dan benar menjadikan TK ABA Congkrang menggeliat dan bangkit dari sistem ketradisionalan menjadi modern dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. “ESSEMMU” benar-benar telah mengukir sebuah prestasi TK ABA Congkrang. (pm1/lis)
Guru Kelas TK ABA Congkrang,Kabupaten Magelang