26 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Mengasah Skill Berpikir dengan Tugas Terstruktur

Oleh: Rini Sulistyowati, S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, PJJ di masa pandemi ini, merupakan tantangan besar bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran secara daring dengan metode yang diharapkan tidak membosankan bagi peserta didik.

Khususnya bagi siswa kelas IX, di semester genap pada materi ekonomi kreatif dimana penulis menggunakan metode pembelajaran secara saintifik dengan menerapkan model pembelajaran otentik (outentic learning) dengan cara memberikan tugas terstruktur laporan tertulis yang didalamnya terdapat 3 pertanyaan HOTS (High Order Thinking Skill).

Pertanyaan pertama pada tahap menganalis adalah Menemukan kesulitan berkembangnya UKM (Usaha Kecil Menengah) yang dipilih oleh peserta didik.

Tahap kedua adalah mengevaluasi. Membandingkan produk UKM yang dipilih dengan produk sejenis dari UKM lain yang dinilai lebih maju. Sedangkan tahap ketiga adalalh mencipta. Bagaimana cara memfasilitasi atau menciptakan solusi dari kesulitan UKM yang dipilih.

Dalam mengerjakan tugas terstruktur tersebut, peserta didik tidak harus mendatangi UKM yang dimaksud, ataupun bertatap muka secara langsung dengan nara sumber atau pemilik usaha yang dimaksud, apabila ditakutkan terjadinya penularan virus corona penyebab Covid-19.

Peserta didik dapat memperoleh informasi terkait melalui akun media sosial, seperti akun facebook, Instagram, tweet, google map, layanan marketplace dapat membantu kita terhubung dengan pemilik (owner) usaha baik via telepon, whatapps, telegram,email, dll. Setelah dikerjakan selama batas waktu 1 minggu, tugas tersebut dapat diketik melalui handphone menggunakan aplikasi Microsoft Word dan di share ke WA grup kelas, sehingga dapat didiskusikan bersama-sama.

Susunan laporan dari tugas terstruktur tersebut berisi tentang biodata UKM, dan jawaban beserta solusi dari 3 pertanyaan HOTS yang telah diajukan di atas. Setelah sebelumnya guru membekali peserta didik dengan 16 bidang ekonomi kreatif beserta contoh jenis pekerjaan yang ditekuni didunia nyata, serta manajemen ekonomi 6M yang mendukung terciptanya sebuah produk menjadi suatu peluang usaha.

6M pada masa pandemi adalah protokol kesehatan, akan tetapi 6M dalam kewirausahaan adalah Man, Money, Method, Machine, Matrial, Market. Dari 6M tersebut tentunya bukan Money dan Machine yang akan kita bahas untuk memberikan permodalan/finansial ataupun pemberian mesin yang akan kita terapkan, melainkan bagaimana modal baik berupa uang maupun mesin itu mampu difungsikan secara baik guna kelangsungan usaha UKM tersebut, dengan memperhatikan sumber daya manusia atau pekerja guna berperilaku sehat, mengolah produk dengan bersih, dll melalui laman link you tube cara pengolahan produk sejenis sehingga UKM tersebut diharapkan mampu menghasilkan produk olahan yang higienies, serta layak edar.

Peserta didik di SMPN 1 Kendal, dapat memilih produk UKM disekitar tempat tinggal mereka. Misalnya di area Sijeruk, mereka lebih memilih UKM pembuat kerupuk petis ikan atau udang. Di daerah sekitar Ketapang, dapat memilih produsen ikan asap, rengginang, dll. Sedangkan peserta didik yang tinggal disekitar Pegulon, Ngilir, Bandengan biasanya membahas mengenai UKM pengrajin batik, seni pertunjukan atau pementasan Barongan, beragam olahan bandeng, terasi, telur asin,dll.

Dengan dibantu handphone saja, peserta didik kita mampu menjadi fotografer handal. Mereka dapat memanfaatkan kardus bekas yg bagian dalamnya dilapisi kertas putih dan diberi lampu, mampu menyulap foto produk layaknya besutan fotografer handal guna pembuatan visual/content iklan. Dengan layanan handphone diharapkan peserta didik kita mampu mendapatkan solusi permasalahannya, tentunya dengan bimbingan orang tua dan pendidik.

Hal inilah yang memacu penulis untuk mengasah jiwa entrepreneurship dari peserta didik dengan memberikan tugas terstruktur yang mampu mengasah skill mereka guna berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skill), dimana diharapkan laporan tersebut bermanfaat bagi peserta didik pada khususnya agar tercipta jiwa kewirausahaan, kemandirian, empati, dan mampu menolong diri sendiri serta bermanfaat bagi orang lain.

Bagi pendidik, memperoleh manfaat pembelajaran dua arah yang menyenangkan pada saat mendiskusikannya di WAG, serta penilaian otentik baik secara kognitif,afektif dan psikomotorik. Bagi keluarga, tepatnya wali murid, tercipta komunikasi positif yang harmonis. Bagi UKM dan masyarakat pada umumnya, dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat bagi UKM yang mau berbenah.

Dengan pembelajaran model blended ini dapat mencakup kegiatan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) maupun PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) secara offline dan online mampu kita sikapi dengan KBM yang bermakna. Peserta didik dapat berkarya dengan bimbingan guru mapel dan diawasi oleh orang tua, didukung lingkungan belajar yang memadai sehingga terasah skill yang bermanfaat diera milenial ini. Salam sukses selalu. (ips2/zal)

Guru SMPN 1 Kendal


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya