RADARSEMARANG.COM, Siswa mengantuk dan malas menulis surat pribadi. Mereka juga banyak yang tidak mempunyai ide. Menulis surat pribadi merupakan materi yang tidak pernah dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Materi ini masih terdapat dalam Kurikulum Bahasa Indonesia 2013. Sebelum Kurikulum 2013, materi ini sudah ada. Materi surat pribadi sangat asing bagi siswa SMP. Setiap hari, mereka memanfaatkan gawai untuk keperluan komunikasi. Tidak ada lagi yang berkomunikasi menggunakan surat pribadi.
Padahal dalam pelajaran bahasa Indonesia diajarkan menulis surat ini meski hanya digunakan sebagai pengetahuan saja. Tentu saja mereka masih saja susah jika disuruh menulis surat pribadi karena kesulitan mencari dan menemukan ide yang akan ditulis.
Dalam praktik menulis surat guru bercerita tentang masa lalu ketika belum ada gawai orang berkomunikasi menggunakan suarat disertai perangko sebagai ongkosnya. Hal itu dapat membantu siswa dalam menemukan ide tetapi sangat kecil. Karena hal yang demikian, guru harus menemukan metode yang tepat untuk siswa, mengingat pentingnya materi menulis surat pribadi yang harus dikuasai oleh siswa SMP.
Guru di MTsN 1 Magelang menggunakan metode Emosional, Gerak Cepat, Perevisian (EGP, Puji Wasiyem :2019) dalam pembelajaran menulis surat pribadi. Metode tersebut dilaksanakan sebagai berikut : Pertama, guru menyampaikan langkah-langkah menulis surat pribadi yang meliputi menentukan tema, tujuan, mengumpulkan bahan, menyusun kerangka, dan mengembangkan kerangka menjadi sebuah karangan.
Selain itu guru juga menyampaikan bagian-bagian surat pribadi yang meliputi, tangga, alamat surat, salam pembuka, bagian pembuka, bagian isi, bagian penutup, salam penutup, serta nama dan tanda tangan pengirim.
Kedua, guru bercerita tentang kepentingan pribadi yang berkaitan dengan hal-hal realitas. Hal tersebut perlu disampaikan kepada saudara di tempat yang jauh. Misalnya seorang anak yang kehabisan uang di tempat kos.
Sebelum ada gawai, anak tersebut mengirim surat kepada orang tuanya. Hal tersebut terjadi di kehidupan lingkungan siswa. Dengan cerita tersebut, siswa mulai tergerak emosionalnya dengan menyampaikan kepentingan mereka melihat sesuatu yang bersifat natural.
Ketiga, guru menggali ide siswa dengan kejadian yang sudah disaksikan dan dialami siswa. Peristiwa yang penting, menyenangkan, bahkan yang menyakitkan bagi siswa. Lalu, siswa mencoba mengungkapkan dalam bentuk surat yang disampaikan kepada orang lain.
Keempat, siswa menulis tema serta bagian-bagian surat berdasarkan pengalaman siswa dengan segera dan cepat supaya ide mereka tidak hilang. Ini merupakan pelaksanaan metode yang kedua, yaitu bekerja dengan gerak cepat.
Kelima, siswa mengembangkan bagian-bagian surat dalam bentuk kalimat-kalimat, dengan urutan sesuai dengan struktur surat pribadi yaitu, tanggal surat, alamat surat, bagian pembuka berisi pemberitahuan tentang kabar, isi surat, dan penutup surat.
Berikutnya bagian salam penutup dan nama pengirim. Keenam, siswa melakukan tahap perevisian. Yaitu mengoreksi tulisan yang sudah dibuat dari segi ejaan, pilihan kata, dan strukturnya. Ini merupakan tahap ketiga dari metode EGP yang dilaksanakan.
Dengan menggunakan metode Emosional, Gerak Cepat, dan Perevisian (EGP), pembelajaran menulis surat pribadi di MTsN 1 Magelang berlangsung menyenangkan. Para siswa antusias membuat contoh surat pribadi yang dikirim kepada teman, saudara, serta gurunya. Mereka juga dapat menggunakan perangko sebagai sarana mengirim surat. Hasilnya pun menjadi lebih baik daripada menggunakan metode yang konvensional. (pm2/lis)
Guru MTsN 1 Magelang, Kabupaten Magelang