25 C
Semarang
Tuesday, 24 December 2024

Pembelajaran ASEAN Menyenangkan dengan Bermain Peran

Oleh : Yuni Ikewati,S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Dalam proses pembelajaran IPS, ragam pendekatan dan metode yang diterapkan disesuaikan dengan kondisi lingkup masyarakat serta aspek kehidupan sosial yang menjadi pokok bahasan.

Keragaman pendekatan dan metode yang diterapkan pada proses pembelajaran IPS, dapat mempertahankan suasana yang tetap hangat dan menarik. Dalam mengajar, seorang guru/pendidik harus dapat memvariasikan model pembelajaran atau model mengajar dengan maksud untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan.

Seperti yang terjadi di kelas VI SD Negeri 01 Mulyorejo kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan, siswa sulit menerima atau menangkap pembelajaran IPS Kompetensi Dasar 3.1 Mengidentifikasi karakteristik geografis dan kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik di wilayah ASEAN, sehingga nilai siswa belum mencapai KKM yang ditentukan.

Faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa terletak pada metode yang digunakan guru selama ini yaitu berupa ceramah, sehingga kadang-kadang siswa di dalam ruang kelas banyak yang mengantuk dan mudah jenuh. Untuk itulah guru menggunakan model pembelajaran bermain peran untuk meningkatkan hasil belajar, karena variasi model pembelajaran juga menjadi bagian yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.

Bermain peran adalah metode dalam pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara langsung dalam suatu topik materi pembelajaran dengan memerankan suatu tokoh dalam sebuah cerita (Merilainen, M., 2012: 49). Bermain peran merupakan model pembelajaran yang menekankan pada kemampuan peserta didik untuk memerankan pihak-pihak lain yang terdapat pada kehidupan nyata (Kilgouret al., 2015: 9).

Melalui grup whatsApp guru memulai pembelajaran bermain peran dengan langkah pertama yaitu membagi siswa menjadi sepuluh kelompok, sesuai jumlah negara yang tergolong dalam ASEAN. Karena jumlah siswa ada 27 maka masing-masing kelompok terdiri dari 2 hingga 3 siswa yang berdekatan rumahnya. Pada masing-masing kelompok memiliki ketua yang akan berperan sebagai kepala negara.

Langkah selanjutnya yaitu meminta masing-masing ketua kelompok yang berperan sebagai kepala negara untuk memerankan peran yang diberikan yaitu dengan mendeskripsikan negaranya. Setelah semua kelompok yang berperan sebagai kepala negara sudah selesai mendeskripsikan negaranya melalui video, langkah yang terakhir yaitu guru dan siswa menyimpulkan inti dari materi yang telah diperankan oleh masing-masing ketua kelompoknya.

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003: 18), bahwa bermain peran berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak yaitu dapat melatih anak untuk berbicara dengan lancar. Bermain peran akan lebih menyenangkan dan membuat anak tidak merasa bosan, dengan bermain peran anak dapat berimajinasi secara bebas sesuai dengan peran yang dimainkan sehingga akan muncul percakapan atau dialog antar teman.

Setelah bermain peran anak akan merasa senang dan dapat diajak diskusi tentang peran yang telah dimainkan, serta mengenai kesan-kesan setelah memperagakan peran tertentu.

Keberhasilan sebuah pembelajaran sangat ditentukan oleh kemauan dan kemampuan guru untuk mencari solusi-solusi dari berbagai permasalahan yang dihadapinya di kelasnya masing-masing. Dengan menggunakan metode bermain peran untuk mata pelajaran IPS mampu memberikan dampak yang sangat menggembirakan bagi peningkatan penguasaan materi siswa maupun tingkat keaktifan, atensi/perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Artinya baik secara kualitas maupun kuantitas pembelajaran di kelas menjadi lebih baik.

Jadi metode yang tepat bagi guru merupakan faktor sangat diperlukan untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa SD, hal ini bertujuan agar para siswa lebih mudah mencerna materi yang mereka terima dari para guru. (unw1/ton)

Guru Kelas VI SD Negeri 01 Mulyorejo Kec. Kesesi, Kab. Pekalongan


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya