RADARSEMARANG.COM, Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal-hal yang spesifik sesuai tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut yang merupakan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan.

Menurut Robbins (2008:222) motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seseorang individu untuk mencapai tujuan. Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakan bagian yang urgen dalam suatu organisasi yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai.
Motivasi kerja mengandung dua tujuan utama dalam diri individu yaitu memenuhi kebutuhan atau keinginan pribadi dan tujuan organisasi. Dan motivasi kerja yang diberikan kepada seseorang hanya efektif manakala didalam diri seseorang itu memiliki kepercayaan atau keyakinan untuk maju dan berhasil dalam organisasi.
Dalam pasal 39 ayat 2 Undang Undang No 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan guru merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat. Trutama bagi pendidik di perguruan tinggi.
Guru sebagai aset memegang peranan yang sangat besar dalam sebuah sekolah karena secanggih apapun perangkat software maupun hardware dalam menerima masukan (input), mengolah (process) dan menyajikan (output) berbagai materi pembelajaran jika tidak didukung sumber daya (brainware) dalam hal ini guru yang memadai, maka kecanggihan perangkat tersebut tidak memiliki manfaat yang maksimal.
Sebaik dan sesempurna apapun suatu perencanaan sekolah, sebaik dan secanggih apapun teknologi yang digunakan jika tidak didukung oleh guru yang cakap, terampil, kreatif, cerdas dan kualifaid di bidangnya, maka proses pencapaian tujuan sekolah akan mengalami banyak masalah.
Agar guru selalu terjaga motivasi kerjanya maka perlu ada upaya yang dilakukan oleh sekolah antara lain : pertama komitmen dan interaksi sosial semua warga sekolah, satu pemikiran, satu langkah mewujudkan visi dan misi yang sudah ditetapkan. Selanjutnya saling membantu dan melengkapi sehingga tercipta lingkungan kerja yang kondusif dan menenteramkan.
Saling memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan pekerjaan antara kepala sekolah, guru dan karyawan akan memberikan rasa nyaman untuk dapat mengembangkan diri, mengekspresikan gagasan, berinovasi dan memotivasi diri untuk berprestasi lebih tinggi untuk sekolah.
Kedua meningkatkan kesejahteraan secara baik dan wajar. Sejahtera tidak selalu identik dengan materi. Pemberian kesempatan dan peluang kepada guru dan karyawan untuk memberdayakan (empowering) dirinya dalam mengeksploitasi seluruh kemampuan dan keterampilan yang dimiliki akan membantu dan mempertahankan motivasi kerjanya. Ketiga, menanamkan kepedulian dan rasa memiliki (sense of belong) yang tinggi kepada warga sekolah.
Sekolah yang berdaya selalu dipenuhi oleh guru dan karyawan yang memiliki kepedulian dan keterlibatan dalam pencapaian visi dan misi. Penanaman rasa memiliki merupakan suatu bentuk ikatan kerja atas dasar komitmen dan sebagai suatu usaha untuk membuat semua warga sekolah terlibat akan memberikan sumbangan positif dalam menjaga dan mempertahankan motivasi kerja guru.
Sekolah merupakan bentuk kesatuan dari berbagai jenis, sifat, perilaku dan karakter dari warga sekolah sehingga dalam mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan sebelumnya seringkali mengalami berbagai persoalan internal yang pelik dan komplek.
Salah satu penyebabnya adalah minimnya komunikasi warga sekolah. Maka dalam interaksi antarwarga sekolah, kepala sekolah harus mampu menjaga dan selalu memberikan dorongan atau motivasi kerja agar tercipta lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif sehingga menghasilkan kinerja sekolah yang optimal. (dd2/lis)
Kepala SMPN 3 Pengadegan, Kec. Pengadegan, Kabupaten Purbalingga