RADARSEMARANG.COM, Bagaimana mengajar agar mudah dipahami siswa menjadi kajian terus menerus guru dalam mengajar seiring perkembangan teknologi. Guru yang kreatif dan inovatif akan mampu mengatasi berbagai persoalan pembelajaran.
Walaupun dalam penerapan praktik pembelajaran di kelas sering ditemukan kendala sebagaimana dialami penulis yang mengajar mata pelajaran IPA di kelas VIII (delapan) di SMP Negeri 02 Wiradesa.
Penulis menjumpai beberapa siswa kesulitan dalam memahami materi tekan zat pada mata pelajaran IPA. Penulis menerapkan metode Probex dalam pembelajaran materi tekanan zat.
Metode pembelajaran Probex (Predict Observe Explain) didasarkan atas teori pembelajaran konstruktivisme yang memberi kesempatan siswa untuk menyadari apa yang telah menjadi pengetahuan awal mereka. Mereka berinteraksi dengan alat dan bahan, membuat prediksi, menguji prediksi, dan kemudian mengemukakan penjelasan mengenai fenomena yang mereka hadapi. Setelah itu mereka menguji dan menyempurnakan penjelasan itu atau bahkan memodifikasinya (Haryanto, 2000: 24).
Probex juga membantu mengembangkan keterampilan proses yang lain bagi siswa, seperti kemampuan untuk menyusun hipotesis, melakukan eksperimen, mengamati dengan akurat, dan memberikan pemecahan secara lengkap terhadap suatu masalah.
Probex menantang siswa untuk berpikir dan memberikan kepuasan dalam taraf tertentu apabila prediksi siswa sesuai dengan hasil yang diharapkan (Tuwuh Rustanto, 2001: 3).
Bagaimana menerapkan pembelajaran dengan metode Probex berikut ini langkah-langkahnya. Pertama, membuat prediksi (predict). Dalam kegiatan Probex, siswa diharapkan pada suatu situasi dan diminta untuk memprediksi apa yang akan terjadi jika dilakukan perubahan terhadap situasi tersebut.
Siswa hendaknya merasa mampu dan didorong untuk mengambil resiko dalam membuat prediksinya serta membicarakan alasan-alasannya. Ketika siswa membuat prediksi dapat ditulis di papan tulis atau lembar kerja yang sudah disediakan. Kedua, melakukan pengamatan (observe).
Saat siswa melakukan prediksi, kemudian dilakukan perubahan terhadap situasi itu. Saat perubahan berlangsung, siswa diminta untuk mengamati secara seksama proses dan hasil perubahan itu. Kegiatan pengamatan dapat dilakukan terhadap kegiatan demonstrasi guru atau berupa kegiatan siswa (eksperimen).
Hasil pengamatan kemudian ditulis di papan tulis atau lembar kerja yang sudah disediakan. Ketiga, membuat penjelasan (explain). Pada tahap ini siswa merundingkan prediksi dan pengamatan mereka. Siswa diminta untuk menyebutkan dan menjelaskan perbedaan-perbedaan antara hasil yang mereka harapkan dengan apa yang sesungguhnya terjadi.
Tugas guru selanjutnya adalah memberikan komitmen untuk menyamakan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep sains yang mungkin berbeda dengan yang mereka prediksikan.
Penulis mengamati bahwa penerapan metode Probex terdapat kelebihan bahwa siswa lebih kreatif khususnya dalam mengajukan pertanyaan, berlatih memberi prediksi dengan melakukan eksperimen untuk menguji prediksinya dapat mengurangi verbalisme, proses pembelajaran menjadi lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati peristiwa yang terjadi melalui eksperimen. Dengan cara mengamati secara langsung siswa memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori (dugaan) dengan kenyataan.
Dengan demikian,siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran. Walaupun terdapat kelemahan, yaitu memerlukan persiapan yang lebih matang, terutama berkaitan penyajian persoalan pembelajaran IPA dan kegiatan eksperimen yang dilakukan untuk membuktikan prediksi yang diajukan siswa. Dalam kegiatan eksperimen, memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadai. Untuk melakukan kegiatan eksperimen, memerlukan kemampuan dan keterampilan yang khusus bagi guru, sehingga guru dituntut untu bekerja secara lebih profesional. (ips2/ton)
Guru IPA Kelas 8 SMP Negeri 02 WIradesa