30 C
Semarang
Friday, 18 April 2025

Gaya Pembelajaran Inklusi Tingkatkan Kompetensi Gerak Spesifik Smash Bola Voli

Oleh : Eva Mestonariyah, S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 22 Tahun 2016 dijelaskan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Gaya pembelajaran inklusi adalah suatu gaya pembelajaran yang digunakan oleh guru, dengan cara menyajikan materi pembelajaran secara rinci dan menawarkan tingkat-tingkat kesulitan yang berbeda secara berurutan.

Tujuannya agar siswa kreatif dan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari suatu keterampilan gerak. Siswa diberi kebebasan untuk memilih dan menentukan pada tingkat kesulitan mana untuk memulai belajar suatu gerakan.

Serta diberi kebebasan dan keleluasaan pula untuk menentukan berapa kali siswa harus mengulangi gerakan, dalam mempelajari suatu teknik gerakan dalam setiap pertemuan.

Gaya mengajar inklusi dikembangkan berdasar konsep belajar yang berpusat pada peserta didik dan kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perorangan serta peserta didik memperoleh kesempatan untuk belajar sesuai dengan tempo dan kemampuan masing- masing.

Dalam gaya pembelajaran inklusi gerak spesifik smash bola voli di Kelas VII SMP Negeri 2 Sragi, tingkat kesulitan didasarkan atas jarak awalan smash, ketinggian net, dan berat bola. Jarak smash dapat di atur menggunakan tanpa jarak awalan lompatan dan jarak dengan awalam lompatan.

Untuk ketinggian net dapat di miringkan dari 1, 5 meter sampai dengan ketinggian net standar (2,24 meter untuk putri dan 2,43 meter untuk putra). Sedangkan bola dapat menggunakan bola Penjas yang materialnya lebih ringan dan lembut atau bola standar yang biasa dipakai dalam pertandingan bola voli.

Dalam model ini siswa diberi kebebasan untuk belajar gerak spesifik smash bola voli baik jarak, ketinggian net serta bola yang digunakan. Sebagai motivasi siswa diberi target untuk dapat melakukan gerak spesifik smash sesuai permainan bola voli yaitu teknik smash menggunakan awalan lompatan dan mencapai ketinggian net standar, namun dalam mencapai target tersebut siswa melakukannya secara bertahap mulai dari level yang terendah sampai ke target utama sesuai kemampuan dasar dan bekal ajar awal.

Dengan gaya pembelajaran inklusi ini siswa memiliki kebebasan dalam memilih atau menentukan cara belajar gerak spesifik smash bola voli. Tujuan akhirnya belajar menggunakan gaya pembelajaran inklusi ini adalah siswa dapat melakukan gerak spesifik smash bola voli dengan teknik yang benar sesuai kemampuan dasar dan bekal ajar awal yang dimilikinya.

Penggunaan gaya pembelajaran inklusi sangat tepat diterapkan pada materi gerak spesifik smash bola voli di Kelas VII SMP Negeri 2 Sragi karena sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran, karakteristik peserta didik, kemampuan dasar dan bekal ajar awal, serta karakteristik gerak spesifik smash bola voli itu sendiri. Penggunaan gaya pembelajaran inklusi dapat meningkatkan kompetensi gerak spesifik smash di Kelas VII SMP Negeri 2 Sragi Kabupaten Pekalongan. (ips2/ton)

Guru PJOK SMP Negeri 2 Sragi Kab. Pekalongan


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya