RADARSEMARANG.COM, Puisi merupakan salah satu materi esensial Bahasa Indonesia yang harus diajarkan kepada siswa di kelas VIII. Istilah puisi sudah tidak asing lagi bagi siswa karena sudah dikenal sejak SD. Meskipun sudah tidak asing dan sudah dipelajari sejak SD, bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga materi menulis puisi masih merupakan materi yang sulit.
Berdasarkan kenyataan siswa tetap merasa kesulitan saat disuruh untuk membuat atau menulis puisi. Ada beberapa alasan yang mereka kemukakan diantaranya tidak dapat memilih kata-kata yang indah, tidak punya ide cerita, punya ide tetapi tidak bisa bagaimana cara menuangkan idenya, dan juga sudah menulis tetapi tiba-tiba idenya macet. Itu beberapa keluhan yang mereka sampaikan saat diminta untuk menulis puisi.
Menurut Waluyo (2002:25) ″Puisi adalah suatu bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dan dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya″. Struktur fisik puisi adalah (1) tipografi, (2) diksi, (3) citraan, (4) kata konkret, (5) bahasa figurasi, (6) majas.
Struktur batin puisi adalah (1) tema atau makna, (2) rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya, (3) nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Puisi terdiri atas dua bentuk, yaitu bentuk fisik puisi mencakup penampilannya di atas kertas, dalam bentuk nada dan larik puisi, termasuk irama, intonasi, dan perangkat kebahasaan; dan bentuk mental terdiri atas tema, pola-pola citra, dan emosi (Semi, 1988:96).
Unsur-unsur yang membangun sebuah puisi adalah (1) bait dan baris, (2) unsur musikalitas sebuah puisi yang berkaitan dengan bunyi, irama, dan persajakan, (3) hubungan antara kesatuan dalam puisi yang biasanya ditentukan oleh jenis puisi.
Kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum tentang teks puisi salah satunya adalah menyajikan gagasan, perasaan, pendapat dalam bentuk teks puisi secara tulis maupun lisan dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi. Untuk dapat menulis puisi dengan baik sebaiknya siswa mengetahui langkah-langkah dalam menulis puisi.
Adapun langkah-langkah menulis puisi yaitu 1) siswa menemukan tema; 2) menentukan kata kunci yang berhubungan dengan tema; 3) mengembangkan kata kunci ke dalam larik-larik beraturan; 4) menyusun larik-larik menjadi bait-bait; 5) memberi judul.
Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis puisi adalah dengan pemilihan teknik menulis puisi. Salah satu teknik menulis puisi adalah dengan teknik ulang kata atau ulang baris (Ukaba) sebagai kata kuncinya. Teknik ukaba adalah salah satu teknik menulis puisi dengan cara mengulang kata atau mengulang baris dalam baris atau bait.
Teknik ulang kata atau baris ini senada dengan gaya bahasa repetisi. Gaya bahasa repetisi adalah gaya bahasa yang menggunakan perulangan, kata, frasa, atau klausa dalam sebuah kalimat. Teknik ukaba ini terbagi menjadi dua, yaitu anafora dan katafora. Anafora adalah teknik ulang kata atau baris yang terdapat di awal baris atau bait. Sedangkan katafora adalah teknik ulang kata atau baris yang terdapat di akhir baris atau bait. Dengan teknik ukaba sudah membantu siswa dalam hal rima.
Contoh puisi yang menggunakan teknik ukaba anafora banyak ditemui di syair- syair lagu. Misalnya lagu “Dia” milik Anji. Dalam praktiknya setelah siswa menentukan tema siswa dapat menentukan kata kunci yang berkaitan langsung dengan tema. Setelah siswa mendapatkan kata kunci yang berkaitan dengan tema siswa dapat mengulang kata kunci tersebut di awal atau di akhir baris dalam bait.
Dengan adanya pengulangan kata atau pengulangan baris dalam larik maupun bait ini memudahkan siswa dalam membuat puisi. Siswa terbantu sekali dengan adanya kata-kata atau baris-baris yang diulang. Jadi dengan pemilihan teknik ulang kata atau baris (Ukaba) dalam pembelajaran menulis puisi yang semula dirasa sulit lebih terasa mudah, menantang, dan menarik. (dd2/ton)
Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Salatiga