RADARSEMARANG.COM, PENDIDIKAN Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia tersebut menurut Piaget (1963) berada dalam perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh atau holistik.
Mereka juga belum memahami konsep yang abstrak, yang mereka pedulikan adalah hal yang kongkrit. Padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep konsep seperti manusia, lingkungan, waktu, perubahan, kesinambungan, keragamanan sosial, ekonomi, dan budaya adalah konsep-konsep abstrak dalam materi IPS yang dibelajarkan kepada peserta didik tingkat SD.
Pada pembelajaran IPS kelas VI SD Negeri 01 Tegalsuruh Kecamatan Sragi Kab. Pekalongan banyak siswa yang mendapat nilai kurang memuaskan pada Kompetensi Dasar 3.3 Menganalisis posisi dan peran Indonesia dalam kerja sama di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, teknologi, dan pendidikan dalam lingkup ASEAN.
Hal tersebut yang memicu guru untuk mencari model pembelajaran yang tepat untuk membantu siswa memahami konsep abstrak dalam pembelajaran IPS. Salah satu model pembelajaran yang bisa diterapkan adalah “TGT” ( Teams Games Tournament ).
Penerapan TGT dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi.
Usahakan dinamika kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah, lembut, santun, dan sajian bodoran (jika diperlukan). Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi kelas.
Sintaknya adalah sebagai berikut: Buat kelompok siswa heterogen terdiri dari 4 siswa kemudian berikan informasi pokok materi dan tata cara kegiatan. Siapkan meja turnamen secukupnya, misal 5 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja 1 diisi siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-5 ditempati siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesepakatan kelompok.
Selanjutnya adalah pelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu tertentu (misal 3 menit). Siswa bisa mengerjakan lebih dari satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal.
Siswa pada tiap meja turnamen sesuai dengan skor yang diperolehnya diberikan sebutan (gelar) superior, very good, good, medium. Bumping, pada turnamen kedua (begitu juga untuk turnamen ketigakeempat dst), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama. Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan penghargaan kelompok dan individual. Model TGT ini bisa di laksanakan dalam beberapa pertemuan.
Dengan penerapan Teams Games Tournament ini akan meningkatkan semangat belajar siswa dalam pembelajaran IPS agar dapat lebih memahami konsep pembelajaran dengan mencari berbagai sumber secara mandiri. (gb2/zal)
Guru SDN 01 Tegalsuruh, Kab. Pekalongan