30 C
Semarang
Tuesday, 17 June 2025

Pembelajaran Audio-Lingual untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris

Oleh: Diyah Ekowati,S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, BAHASA merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Tanpa bahasa manusia tidak dapat bertukar informasi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya, karena bahasa merupakan alat yang digunakan dalam berkomunikasi.

Di lain sisi, bahasa digunakan oleh siswa untuk berpikir, menyatakan perasaan, dan pendapat. Oleh karena itu, sejak dini siswa penting untuk menguasai dan mengasah kemampuannya untuk terampil dalam berbahasa.

Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang dikaji, yakni keterampilan berbicara. Solchan, (2007:11) “mengemukakan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atas kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

Sedangkan sebagai bentuk atau wujudnya berbicara disebut sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak”. Seseorang yang mempunyai keterampilan berbicara dengan baik, tidak begitu saja diperoleh dengan sendirinya.

Terkait dengan keterampilan berbicara di atas, berdasarkan temuan bahwa terdapat permasalahan pada kemampuan berbicara siswa SMPN 3 Sragi. Permasalahan itu dilihat dari nilai ketuntasan belajar siswa masih banyak yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal sehingga dengan pemecahan masalah menggunakan salah satu metode pembelajaran keterampilan berbicara, yakni metode audio-lingual.

Pemilihan metode tersebut di pilih karena langkah-langkah yang digunakan dianggap dapat membantu proses pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

Ada tiga kriteria untuk mengukur tingkat kemampuan berbicara anak. Umar (2007:12) yakni: Anak mengetahui arti kata yang digunakan dan mampu menghubungkannya dengan objek yang diwakilinya. Anak mampu melafalkan kata-kata yang dipahami orang lain dengan mudah. Anak memahami kata-kata tersebut bukan karena telah sering mendengar atau menduga-duga.

Dari beberapa metode pembelajaran keterampilan berbicara tersebut, yang digunakan yakni metode audio-lingual. Metode audio-lingual mengutamakan pengulangan. Cara itu dilakukan untuk efisiensi waktu dalam belajar bahasa. Dalam metode ini pembelajaran bahasa difokuskan pada lafal kata dan pelatihan pola kalimat dengan benar berulang-ulang secara intensif.

Dalam metode audio-lingual, penekanan utama diletakkan pada keterampilan mendengar dan berbicara. Walaupun membaca dan menulis tidak diabaikan, mendengar dan berbicara mendapat prioritas utama dan dalam proses pembelajaran, keduanya mendahului membaca dan menulis. Tarigan, (1991:135).

Bentuk kegiatan pengajaran dan pembelajaran metode ini pada dasarnya adalah sebuah percakapan dan latihan (drills) dan pola latihan (pattern practice). Maka bisa disimpulkan bahwa metode ini adalah pengulangan dan penghafalan menjadi aktivitas dominan dalam metode ini. Metode ini merupakan langkah besar dalam metodologi pengajaran bahasa yang ditujukan untuk kompetensi komunikatif dalam pembelajaran bahasa tetapi dalam pembelajaran audio-lingual tidak focus pada pengajaran kosakata.

Untuk menerapkan teknik audio-lingual method yaitu bisa diterapkan oleh seorang pengajar diantaranya adalah menghafal dialog, dalam teknik ini siswa menghafal dialodg singkat atau percakapan antara dua orang. Selain itu bisa diterapkan dengan cara Build-up Drill, drill digunakan ketika siswa mengalami kesulitan dalam menghafal dialog panjang. Dan yang terakhir diterapkan dengan cara Single-Slot Substitusi, di sini guru membaca satu baris dialog, maka siswa mengatakan beberapa kata atau kelompok kata dengan benar dialog tersebut, tidak harus satu baris dialog, tetapi dialog penuh juga bisa. Seperti contoh seorang guru memberikan siswa sebuah kalimat, maka siswa di minta untuk mengubah kalimat menjadi bentuk yang berbeda seperti: interogatif, negative, positif, pasif, keharusan,larangan dan sebagainya.

Dengan penerapan metode ini keberhasilan proses dapat dilihat dari perubahan peningkatan proses pembelajaran berbicara dengan metode Audio-lingual. Perubahan peningkatan proses tersebut meliputi siswa aktif berpartisipasi dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran berbicara. Kriteria keberhasilan hasil belajar dalam berbicara didasarkan pada peningkatan skor rata-rata berbicara siswa dari jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran memperoleh nilai lebih dari nilai kriteria ketuntasan minimal. (gb2/zal)

Guru SMPN 3 Sragi, Kab. Pekalongan


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya