RADARSEMARANG.COM, Mata pelajaran bahasa Inggris memiliki empat keterampilan yang harus dikuasai. Keempat kompetensi keterampilan tersebut yaitu keterampilan menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). Keempat keterampilan tersebut harus diberikan kepada peserta didik seimbang dan merata kepada peserta didik.
Speaking adalah salah satu keterampilan bahasa Inggris yang harus ditingkatkan.
Tarigan (2013:16) menyatakan keterampilan berbicara merupakan kemampuan mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Keterampilan ini merupakan kegiatan yang kompleks dibanding dengan tiga keterampilan lainnya. Yaitu menyimak, membaca, dan menulis. Keterampilan berbicara tidak hanya mengeluarkan kalimat dari mulut namun harus menyusun apa yang diungkapkan secara sitematis serta memanfaatkan semua otot dalam jaringan tubuh untuk menunjang tujuan dan maksud berbicara.
Tujuan berbicara adalah komunikasi satu sama lain. Agar komunikasi efektif, maka diperlukan pemahaman terhadap apa isi pembicaraan. Selain itu, seorang pembicara juga harus dapat mengevaluasi efek komunikasinya terhadap pendengar.
Secara alamiah, semua orang dibekali dengan keterampilan berbicara, namun hanya sebagian orang mampu berbicara secara terampil dan teratur. Sebagian yang lain akan merasa gugup dalam menyampaikan gagasan. Dengan adanya pembelajaran keterampilan berbicara, diharapkan dapat membantu peserta didik berkomunikasi dengan baik.
Speaking merupakan salah satu materi yang diajarkan pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Semarang, yang tertuang dalam KD-nya merespons dan mengungkapkan makna dalam percakapan transaksional (to get things done) dan interpersonal (bersosialisasi) resmi dan berlanjut (sustained) secara akurat, lancar, dan berterima yang menggunakan ragam bahasa lisan dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Dari hasil observasi di lapangan, kemampuan peserta didik dalam speaking ini sangat lemah. Peserta didik merasa kesulitan untuk menyampaikan ide atau gagasan secara lisan, baik dalam situasi formal maupun nonformal.
Proses KBM yang masih monoton menyebabkan pembelajaran menjadi membosankan dan tidak menyenangkan. Adanya rasa tidak percaya diri pada siswa yang membuat tidak aktif dalam proses pembelajaran juga menjadi kendala tercapai tujuan pembelajaran. Ketidakpahaman siswa pada materi juga menghambat dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran juga sangat penting untuk membangun suasana ruang belajar yang efektif, menarik serta menyenangkan.
Film animasi merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Inggris. Film animasi merupakan salah satu hiburan yang populer khususnya di kalangan remaja dan anak-anak usia sekolah. Film animasi selalu memberikan visual dan cerita yang dapat menggugah hati penontonnya. Baik secara emosional sampai ke pengetahuan. Beberapa macam film, seperti full movie, short movie, atau film dokumenter serta film pendidikan dapat memberikan kesenangan tersendiri dalam menonton (Ruslan 2016:77). Film animasi sangat mudah diperoleh. Ada banyak chanel di Youtube, video.com yang menyediakan akses gratis ke film animasi ini.
Film animasi juga dapat meningkatkan daya imajinasi dan memotivasi peserta didik untuk melatih diri dalam berkomunikasi secara lisan. Sebagaimana diketahui bahwa ketika berbicara, ide dan gagasan sangat berperan penting. Selain itu, penguasaan kosakata sangat minim juga mempengaruhi keterampilan berbicara. Jika dalam berbicara kurang dan kering ide dan minim kosakata, dipastikan kemampuan berbicara tersebut tidak akan maksimal.
Berdasarkan penggunaan media film animasi pada materi speaking kelas XI SMA Negeri 6 Semarang diperoleh kesimpulan bahwa film animasi sangat membantu peserta didik dalam mengungkapkan ide gagasan juga pendapat. Antusiasme peserta didik, aktif dan adanya semangat belajar menjadi indikator bahwa film animasi bisa meningkatkan kemampuan peserta didik dalam aspek speaking. (ips2/lis)
Guru Bahasa Inggris SMA Negeri 6 Semarang