RADARSEMARANG.COM, PEMBELAJARAN bahasa Inggris dengan kurikulum 2013 menghendaki pembelajar agar dapat menggunakan bahasa target yang dipelajari dalam berkomunikasi secara nyata dalam konteks berbahasa aktual.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama (2002) memperkenalkan pembelajaran yang berpendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning atau CTL).
CTL adalah suatu konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Guru hendaknya mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran bahasa dengan demikian harus mengutamakan keterampilan berbahasa yang meliputi listening, speaking, reading dan writing. Dengan menguasai keempat keterampilan utama berbahasa tersebut, siswa dapat menjadi pembelajar yang memiliki kompetensi komunikatif.
Namun, penulis sebagai guru yang mengajar mata pelajaran bahasa Inggris di SMP Negeri 25 Semarang, menulis masih menjadi salah satu hal yang dirasakan sulit bagi siswa. Kesulitan tersebut makin terasa di saat belajar dengan moda daring. Untuk itulah penulis berusaha mengatasi kesulitan dengan memanfaatkan fitur yang sudah disediakan oleh Google, yaitu Google Slide dan Google Classroom.
Google Slide adalah alat presentasi yang dapat membantu penulis membuat slide digital untuk dibagikan di depan kelas. Sedangkan Google Classroom merupakan cara yang tepat untuk terhubung secara daring (online) dengan siswa dimana guru dapat membagikan tugas dan materi, misalnya slideshow yang dibuat di Google Slide.
Pada awalnya penulis membagi siswa di satu kelas menjadi beberapa kelompok kecil. Karena siswa mengalami kesulitan dalam hal writing terutama sekali ketika diminta menulis recount text, penulis meminta siswa menuliskan pengalaman di waktu liburan mereka. Kemudian atas kesepakatan di dalam satu kelompok, siswa meminta temannya untuk memilih salah satu cerita yang sudah dibagikan dalam kelompok tersebut, sehingga didapatlah satu cerita tentang pengalaman yang disepakati bersama.
Kemudian siswa mulai membagi generic structure dengan teman sekelompoknya, lalu setiap bagian di generic structure dimasukkan di dalam slide yang sudah tersedia di Google Slide, lalu slide-slide tersebut dikumpulkan dalam satu slide deck.
Setelah siswa mengikuti instruksi guru, ternyata siswa mampu membuat tulisan recount text secara runtut. Hal ini membuat siswa yang sebelumnya merasa kesulitan menulis recount text menjadi bersemangat kembali. Bahkan, menumbuhkan minat menulis siswa dan berdampak pada peningkatan nilai mereka.
Dari pengalaman penulis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membuat siswa tertarik untuk menulis, terutama materi recount text. Yakni, 1) guru memberikan perhatian khusus kepada siswa. 2) Guru membagi siswa menjadi kelompok kecil yang terdiri dari lima atau enam siswa. 3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menuliskan pengalaman mereka sewaktu liburan, lalu siswa memilih salah satu cerita tersebut dan membaginya menjadi beberapa bagian.
4) Masing–masing siswa bisa berdiskusi, setelah itu memasukkan bagian-bagian yang ada ke dalam slide. Sehingga didapatkanlah suatu cerita recount yang runtut. 5) Dengan Google Slide siswa bisa berkreasi untuk memasukkan gambar di dalam tulisan tersebut. Hal ini, tentu saja sangat menyenangkan siswa, karena siswa dapat berkreasi sesuai yang diinginkannya. 6) Siswa mengerjakan satu slide deck dan berkolaborasi secara real time. 7) Siswa bisa membagikan presentasinya, sehingga siswa secara bersama-sama dapat mempelajarinya.
Dari pengalaman tersebut, penulis merasa pembelajaran daring yang awalnya terasa menyulitkan bagi siswa, sekarang menjadi menyenangkan. Karena siswa menjadi lebih melek teknologi, sehingga siswa dapat menggunakan teknologi dengan baik. Penulis dan siswa sangat terbantu dengan adanya teknologi ini, terutama sekali dalam mengembangkan kemampuannya. (ips2/ida)
Guru Bahasa Inggris SMPN 25 Semarang